Petrosea (PTRO) Menggebrak: Proyeksi Laba Fantastis dan Strategi Akuisisi Penopang Pertumbuhan
Para investor dan pelaku pasar patut mencermati langkah agresif Petrosea (PTRO). Dalam keterbukaan informasi publik terkait materi public expose, PTRO meluncurkan proyeksi kinerja yang sungguh memukau. Perseroan menargetkan EBITDA konsolidasi pada tahun 2026F akan mencapai angka luar biasa 306 juta dolar AS. Angka ini tidak main-main, bahkan melampaui estimasi Stockbit sebesar +61% yang pernah kami ulas dalam artikel sebelumnya. Kenaikan ini mengindikasikan prospek cerah yang bisa mengubah peta persaingan di sektor kontraktor pertambangan.
Secara keseluruhan, Petrosea memproyeksikan pendapatan dan EBITDA perseroan akan tumbuh signifikan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) masing-masing +42% dan +70% sepanjang periode 2024–2026F. Ini adalah sinyal kuat dari manajemen tentang ambisi pertumbuhan yang tidak hanya organik, tetapi juga didorong oleh strategi akuisisi yang cerdas.
Proyeksi Keuangan PTRO: Angka-angka Menggoda yang Tak Boleh Dilewatkan
Mari kita bedah lebih dalam proyeksi kinerja PTRO yang disampaikan.
Pendapatan yang Melesat Cepat
- PTRO memperkirakan pendapatan akan tumbuh +43% Year-on-Year (YoY) mencapai 991 juta dolar AS pada 2025F.
- Angka ini akan kembali meroket +41% YoY menjadi 1,4 miliar dolar AS pada 2026F.
EBITDA Konsolidasi dengan Lonjakan Ekstrem
- Untuk EBITDA konsolidasi, proyeksinya bahkan lebih spektakuler: melonjak +91% YoY menjadi 203 juta dolar AS pada 2025F.
- Selanjutnya, EBITDA diproyeksikan tumbuh +51% YoY mencapai 306 juta dolar AS pada 2026F.
Perbandingan dengan estimasi analis juga menunjukkan optimisme yang jauh lebih tinggi dari PTRO. Proyeksi pendapatan perseroan untuk 2025F dan 2026F masing-masing lebih tinggi +9% dan +45% dibandingkan estimasi Stockbit. Sementara itu, proyeksi EBITDA pada 2025F dan 2026F bahkan jauh melampaui estimasi Stockbit dengan selisih +21% dan +61%. Ini menunjukkan bahwa manajemen PTRO melihat potensi yang jauh lebih besar dibandingkan pandangan pasar.
Strategi Akusisi: Kunci Pendorong Pertumbuhan dan Margin
Lalu, apa yang mendasari proyeksi pertumbuhan pendapatan dan EBITDA yang begitu ambisius ini? PTRO mendasarkannya pada kombinasi pertumbuhan organik yang solid dan kontribusi signifikan dari akuisisi Grup HBS dan Grup Hafar yang dilaksanakan pada tahun ini.
Kedua akuisisi ini diperkirakan akan menjadi katalisator penting yang mendorong kenaikan margin EBITDA PTRO pada 2026F mencapai 22%, melampaui estimasi 21% jika tanpa akuisisi. Mari kita telusuri sinergi dari masing-masing akuisisi ini.
Sinergi Grup HBS: Gerbang Ekspansi Regional dan Peningkatan Margin
Akuisisi Grup HBS menjadi langkah strategis PTRO untuk memperluas jejak bisnisnya ke Papua Nugini. Grup HBS, yang bergerak di bidang solusi layanan jasa pertambangan dan konstruksi, telah memiliki basis operasi dan jaringan pelanggan yang kuat di sana, termasuk nama-nama besar seperti Newmont, St. Barbara, dan Harmony Gold.
PTRO berencana mengoptimalkan operasional HBS dengan memanfaatkan ekosistem internalnya, terutama pada sisi pendanaan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengadaan (procurement). Dengan sinergi ini, PTRO memproyeksikan margin EBITDA dari HBS akan mencapai 30% pada 2026F. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi margin EBITDA PTRO sebelum akuisisi yang berada di level 21% pada tahun yang sama.
Sebagai informasi, PTRO telah mengumumkan rencana akuisisi 100% saham Grup HBS pada 1 Agustus 2025, dengan total nilai transaksi sebesar 25,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 429,3 miliar.
Sinergi Grup Hafar: Melangkah ke Industri Migas Lepas Pantai (Offshore EPCI)
Tak kalah strategis, akuisisi Grup Hafar membuka peluang usaha baru yang menjanjikan bagi PTRO di sektor lepas pantai (offshore). Grup Hafar merupakan pemain kunci di bidang Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) lepas pantai, serta layanan pelayaran khususnya kapal tongkang untuk pemasangan pipa.
Melalui akuisisi ini, PTRO mendapatkan akses langsung ke jaringan klien utama industri migas dan LNG, seperti raksasa energi Pertamina dan Petronas. Sama seperti HBS, PTRO akan mengoptimalkan sisi pendanaan, SDM, dan pengadaan untuk Grup Hafar. Perseroan juga memproyeksikan bahwa margin EBITDA dari Grup Hafar akan mencapai 34% pada 2026F, menunjukkan potensi profitabilitas yang sangat tinggi dari segmen bisnis ini.
Anak usaha PTRO, PT Petrosea Engineering Procurement Construction, mengumumkan akuisisi 51% di dua entitas usaha Grup Hafar pada 15 Agustus 2025, dengan nilai transaksi sekitar Rp 400 miliar. Menariknya, 49% sisanya diakuisisi oleh Rukun Raharja (RAJA) senilai Rp 384 miliar, menunjukkan adanya kolaborasi strategis dalam proyek ini.
Kesimpulan: PTRO Menuju Era Pertumbuhan Emas?
Proyeksi ambisius PTRO yang didukung oleh strategi akuisisi terarah menunjukkan visi manajemen yang kuat untuk mendominasi pasar. Dengan ekspansi regional melalui HBS dan penetrasi ke sektor offshore EPCI via Hafar, Petrosea berpotensi mengukir kinerja finansial yang jauh melampaui ekspektasi.
Tentu, setiap proyeksi memiliki risiko, namun data yang disajikan PTRO memberikan alasan kuat bagi investor untuk meninjau kembali potensi saham ini. Apakah PTRO akan benar-benar mencapai era pertumbuhan emas yang diproyeksikannya? Waktu akan menjawab, namun sinyalnya sangatlah positif.