Analisis Saham

Analisis Saham GOTO: Lompatan Menuju Profitabilitas di 2025

Pertumbuhan Kuat GOTO di FY24: Siapkah Kamu untuk Lonjakan Berikutnya?

Kalau kamu investor yang sempat ragu dengan masa depan GoTo Gojek Tokopedia, mungkin sekarang saatnya melihat lebih dekat. Di tengah tekanan industri teknologi dan kompetisi ketat, GOTO justru tampil mengesankan dengan kinerja full year 2024 (FY24) yang melejit dan bahkan melampaui ekspektasi analis. Perusahaan teknologi Indonesia yang membawahi ekosistem Gojek, Tokopedia, dan GoPay ini mulai menunjukkan arah yang lebih jelas menuju profitabilitas. Yuk, kita bedah satu per satu performanya!

Top-Line dan GTV Naik Tajam: Ada Apa di Balik Angka-angka GOTO?

Di kuartal empat 2024 (4Q24), GOTO mencatatkan Group GTV (Gross Transaction Value) sebesar Rp144,5 triliun, tumbuh 5,2% secara kuartalan (QoQ) dan 32,4% secara tahunan (YoY). Kontributor utamanya? Tentu saja layanan On-Demand Services (ODS) seperti Gojek dan unit Fintech seperti GoPay.

  • ODS GTV: Rp17,1 triliun, naik 2,7% QoQ dan 22,2% YoY
  • Fintech GTV: Rp137,7 triliun, naik 5,4% QoQ dan 33,4% YoY
  • Core GTV (dengan beberapa penyesuaian): Rp79,2 triliun, melonjak 65,7% YoY

Pendapatan kotor GOTO juga meningkat menjadi Rp4,97 triliun di kuartal tersebut (+28,4% YoY), sementara net revenue mencapai Rp4,2 triliun, naik hampir 90% YoY. Tapi yang paling menarik? EBITDA yang disesuaikan melonjak lebih dari 3x lipat secara tahunan menjadi Rp399 miliar! Ini bukti bahwa GOTO makin efisien secara operasional.

Fintech: Mesin Pertumbuhan Baru GOTO?

Unit fintech GOTO, yang berpusat pada GoPay dan layanan pinjaman digital, mengalami transformasi luar biasa. Di 4Q24, mereka berhasil mencetak EBITDA positif pertama sebesar Rp14 miliar! Apa rahasianya? Penetrasi pinjaman yang makin dalam dan ekspansi pengguna GoPay.

  • Pertumbuhan Core GTV Fintech: +71% YoY
  • Total GTV Fintech: Rp137,7 triliun (+33% YoY)
  • Pendapatan pinjaman tumbuh 203% YoY, dengan total pinjaman yang masih berjalan mencapai Rp5,2 triliun

Dengan target loan book melebihi Rp8 triliun di 2025, segmen ini diproyeksikan bakal jadi tulang punggung profitabilitas grup ke depan.

ODS: Layanan Pesan-Antar Semakin Canggih dan Menguntungkan

Di segmen ODS, GOTO berhasil menyesuaikan model layanan yang lebih hemat biaya dan meningkatkan efisiensi promosi. Bahkan, kontribusi layanan premium seperti GoFood Express menyumbang 28% dari total GTV GoFood! Selain itu, pendapatan dari iklan makin solid, naik dari 1,1% menjadi 1,6% dari GMV Food.

ODS juga mencetak EBITDA positif sebesar Rp267 miliar, naik 12% YoY. Penghasilan mitra driver juga dijaga tetap kompetitif dengan rata-rata Rp1,5 triliun per bulan, bahkan GOTO tetap memberi bonus Hari Raya meskipun tidak diwajibkan hukum.

e-Commerce: Tokopedia Masih Kontribusi, Tapi Tidak Dominan

Kontribusi e-Commerce dari Tokopedia sebesar Rp204 miliar di 4Q24, atau Rp183 miliar setelah dikurangi PPN. Perlu dicatat, GOTO kini lebih menekankan profitabilitas dibanding sekadar skala, dan ini tercermin dari arah bisnis Tokopedia ke depan.

Kinerja FY24: EBITDA Positif dan Rugi Berkurang Drastis

Secara tahunan, GOTO mencatat GTV sebesar Rp519,8 triliun, naik 29,3% YoY, dengan EBITDA positif senilai Rp386 miliar. Bandingkan dengan tahun sebelumnya yang masih rugi EBITDA Rp2,3 triliun—ini lompatan yang sangat signifikan!

Kerugian juga berhasil ditekan drastis dari Rp87,3 triliun menjadi hanya Rp3,1 triliun di FY24. Momentum ini membuat GOTO semakin dekat dengan impian setiap investor teknologi: profitabilitas yang berkelanjutan.

Pembaruan Perusahaan: Buyback Saham dan Peluncuran Sahabat AI

Buyback Rp1,5 Triliun: Sinyal Percaya Diri

GOTO mengumumkan program buyback saham senilai USD200 juta selama 12 bulan. Hingga Februari 2025, perusahaan sudah membeli kembali 23,6 miliar saham senilai sekitar Rp1,5 triliun. Langkah ini menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap valuasi sahamnya.

Sahabat AI: Inovasi Lokal, Teknologi Global

GOTO juga memperkenalkan Sahabat AI, model bahasa besar (LLM) yang dikembangkan khusus dalam bahasa Indonesia, Jawa, dan Sunda. Bekerja sama dengan NVIDIA, Indosat, dan Universitas Indonesia, Sahabat AI menjadi alat strategis GOTO untuk memangkas biaya operasional dan memperkuat user experience, khususnya di layanan berbasis suara dan chatbot.

Proyeksi FY25: Target EBITDA Hingga Rp1,6 Triliun!

Dalam earnings call 12 Maret 2025, manajemen mengungkap target EBITDA sebesar Rp1,4 hingga Rp1,6 triliun. Strateginya? Fokus pada efisiensi, perluasan pengguna GoPay, dan pertumbuhan pengguna Gojek Plus yang telah naik 70% dalam enam bulan terakhir.

  • Target EBITDA ODS: Rp1,1 triliun
  • Target EBITDA Fintech: minimal Rp300 miliar
  • Loan book GoPay ditargetkan tembus Rp8 triliun di 2025

Sementara rumor M&A dengan Grab belum dikonfirmasi, manajemen tetap fokus pada kepemimpinan pasar dan memperkuat ekosistem fintech mereka.

Valuasi & Rekomendasi: Buy dengan Target Price Rp100

Kami pertahankan rekomendasi BUY untuk saham GOTO dengan target harga baru sebesar Rp100 per saham. Valuasi dilakukan dengan metode SOTP (Sum-of-the-Parts), menggabungkan valuasi ODS, Fintech, kontribusi Tokopedia, dan nilai kepemilikan saham GOTO di Bank Jago (ARTO).

Risiko tetap ada—mulai dari kompetisi agresif hingga ketidakpastian makroekonomi—tapi dengan momentum saat ini, risiko itu tampaknya bisa dikelola.

Kesimpulan: GOTO Sudah di Jalur yang Benar, Pertanyaanmu Sekarang—Mau Ketinggalan Lagi?

Setelah tahun 2023 yang berat, GOTO berhasil membalikkan keadaan dengan kinerja keuangan yang kuat, inovasi teknologi seperti Sahabat AI, dan strategi pertumbuhan yang lebih fokus. Dengan valuasi yang masih relatif murah dan potensi pertumbuhan besar di fintech dan ODS, GOTO bisa menjadi salah satu saham teknologi lokal paling menjanjikan di tahun 2025.

Kalau kamu masih ragu untuk masuk, mungkin sekarang saatnya untuk bertanya: Apa yang kamu tunggu?

Referensi: 1

  1. GoTo Gojek Tokopedia[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *