TOWR Resmi Akuisisi IBST Seharga Rp3,4 Triliun, Lebih Rendah dari Harga Pasar
Akuisisi Besar: TOWR Membeli 90,11% Saham IBST Senilai 3,4 Triliun Rupiah
Sarana Menara Nusantara (TOWR) melalui anak perusahaan mereka, PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), telah mengumumkan akuisisi sebesar 90,11% saham PT Inti Bangun Sejahtera ($IBST) senilai 3,4 triliun rupiah, atau sekitar 2.813 rupiah per lembar saham. Menariknya, harga transaksi ini ~49% lebih rendah dibandingkan harga penutupan IBST pada 1 Juli yang berada di level 5.550 rupiah per lembar saham.
Apa Implikasinya Setelah Akuisisi Ini?
Setelah transaksi ini selesai, TOWR melalui Iforte, akan menjadi pengendali baru IBST sehingga akan melakukan tender offer wajib.
Dampak Finansial Akuisisi
Dari sisi finansial, manajemen TOWR mengharapkan akuisisi ini memberikan tambahan EBITDA lebih dari 700 miliar rupiah per tahun. Sebagai tambahan, IBST telah menandatangani perjanjian sewa menara dan bisnis FTTT baru selama 10 tahun dengan Smartfren.
Langkah-Langkah Pendanaan
Pada awal Juni, TOWR telah mengumumkan rencana akuisisi 90,11% saham IBST, meskipun nilai transaksi saat itu belum diumumkan. Saham-saham ini akan dibeli dari pengendali mayoritas PT Bakti Taruna Sejati dan beberapa pemegang saham minoritas lainnya.
Berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal pertama 2024, TOWR memiliki kas sebesar 1,1 triliun rupiah. Beberapa opsi pendanaan yang bisa dipertimbangkan oleh TOWR antara lain melalui penambahan utang atau modal seperti rights issue atau private placement.
Kondisi Keuangan IBST
Yang sedikit mengkhawatirkan adalah kondisi keuangan IBST. Pada kuartal pertama 2024, IBST mencatat kerugian bersih sebesar 933 miliar rupiah, dibandingkan laba bersih 17 miliar rupiah pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Penyebabnya adalah kenaikan beban lain-lain mencapai 844 miliar rupiah yang berasal dari penyisihan rugi penurunan nilai kontrak dan kerugian penurunan nilai aset tetap. Pendapatan juga turun sebesar 15% YoY menjadi 222 miliar rupiah karena tidak adanya pendapatan sewa peralatan dan mesin, sementara beban pokok pendapatan naik 27% YoY, dan beban umum serta administrasi naik 101% YoY.
Analisis dan Kesimpulan
Secara keseluruhan, akuisisi ini memiliki beberapa prospek yang cerah. Harga transaksi yang relatif rendah memberikan peluang valuasi yang menarik. Selain itu, EV/EBITDA dan P/B FY23 IBST sebesar 6,64x dan 1,06x juga lebih rendah dibandingkan TOWR yang berada pada level 8,17x dan 2,27x.
- Harga akuisisi jauh lebih rendah dibandingkan pasar.
- Harga transaksi berada di rentang bawah perkiraan nilai transaksi kami sebesar 2,3 hingga 5,4 triliun rupiah.
- TOWR berpotensi meningkatkan profitabilitas IBST melalui refinancing suku bunga pinjaman. TOWR memiliki credit rating idAAA dengan rata-rata bunga pinjaman sebesar ~6,4% dibandingkan IBST yang mencapai ~11,4%.
Namun, kita tidak bisa menutup mata dari aspek negatifnya. Kinerja keuangan IBST yang memburuk pada kuartal pertama 2024 menjadi tantangan besar bagi TOWR.
Kesimpulannya, meskipun terdapat beberapa risiko, akuisisi ini memberikan peluang strategis bagi TOWR untuk memperluas portofolionya dan meningkatkan keuntungan jangka panjang. Bagaimana menurut Anda? Apakah ini langkah yang bijak atau terlalu berisiko? Hanya waktu yang akan membuktikan!