Tips Memaksimalkan Keuntungan dari Saham Cyclical
Secara umum ada dua jenis saham yaitu saham cyclical dan non-cyclical. Saham cyclical adalah kumpulan saham yang bisnisnya sangat terpengaruh oleh siklus ekonomi seperti harga komoditas, suku bunga bank sentral, dan kondisi inflasi. Contohnya, saham komoditas, bank kecil-menengah, dan retail produk sekunder seperti baju, gadget, hingga otomotif. Sebaliknya, saham non-cyclical adalah saham dengan bisnis defensif yang tetap stabil walaupun ada perubahan siklus ekonomi.
Perbedaan Karakteristik Saham Cyclical dan Non-Cyclical
Saham cyclical terpengaruh oleh perubahan siklus ekonomi, sehingga fluktuasi harganya sangat tinggi. Kamu bisa mendapat keuntungan besar dengan cepat, tetapi juga bisa rugi besar dalam waktu singkat. Sebaliknya, saham non-cyclical memiliki pergerakan harga yang lebih lambat dan stabil. Fluktuasinya rendah, sehingga lebih aman untuk investasi jangka panjang.
Penjelasan Saham Cyclical
Dari penelusuran saya, saham cyclical yang paling oke adalah saham komoditas. Margin keuntungan dari bisnis komoditas cukup besar, meskipun tantangannya juga banyak seperti perubahan skema royalti dan perizinan dari pemerintah. Salah satu keunggulan saham komoditas adalah dividen yang besar karena kas yang melimpah.
Investasi di saham cyclical harus dilakukan pada saat siklus sedang rendah, misalnya saat harga komoditas turun atau valuasi sahamnya murah. Mengapa saham komoditas memiliki siklus? Karena perubahan supply dan demand. Contohnya, saat pandemi COVID-19, permintaan komoditas turun dan produksi dikurangi. Setelah pandemi, permintaan naik tetapi produksi tidak bisa langsung mengikuti, sehingga harga naik.
Strategi Investasi Saham Cyclical
Ada beberapa indikator untuk mengetahui siklus saham komoditas sedang di bawah atau di atas. Pertama, lihat harga komoditas dalam setahun terakhir. Kedua, perhatikan kinerja keuangan emiten. Biasanya, saat siklus di bawah, tren kinerja keuangan juga menurun. Kamu bisa memantau apakah tren ini akan berlanjut atau mulai membaik.
6 Saham Cyclical Pilihan
- UNTR: Saham ini memiliki bisnis alat berat, kontraktor pertambangan, tambang batu bara, tambang emas, tambang nikel, hingga pembangkit listrik. Harga sahamnya sekitar 21.000 hingga 22.000, tetapi tetap ada risiko turun ke 20.000.
- ADRO: Adaro Energy memiliki smelter aluminium di Kalimantan dan tambang batu bara metalurgi. Harganya tidak terlalu murah, tetapi prospeknya bagus.
- ITMG: Indo Tambangraya Megah sedang dalam proses ekspansi ke tambang mineral. Meskipun ada isu tambang akan ditutup, manajemen memastikan operasionalnya tetap berjalan sesuai periode IUP.
- ANTM: Antam berkontribusi pada ekosistem kendaraan listrik dengan beberapa smelter baru yang akan beroperasi. Meskipun cost naik, prospeknya tetap menarik.
- INCO: Vale Indonesia lebih stabil karena fokus pada nikel. Setelah divestasi, diharapkan rutin membagi dividen.
- NCKL: Nickel Mines adalah pemain baru di industri nikel yang menarik untuk dibeli selama harganya di bawah 1.000.
Kesimpulan
Investasi di saham cyclical bisa memberikan keuntungan optimal jika dilakukan dengan strategi yang tepat. Jangan pernah beli saham cyclical di harga tinggi dan jangan kejar harga tanpa rencana. Diversifikasi dengan saham non-cyclical juga bisa menjadi strategi yang baik untuk meminimalkan risiko. Pilihlah saham cyclical terbaik yang sesuai dengan tujuan investasimu dan pantau terus pergerakan pasarnya.
Kamu siap mulai atur dan pilih saham cyclical terbaik untuk cuan optimal? Coba tulis di kolom komentar apa saham cyclical incaranmu!