Kabar Pasar

Thomas Djiwandono Dilantik Sebagai Wakil Menteri Keuangan: Dampaknya Terhadap Pasar Finansial

Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Thomas Djiwandono, keponakan Prabowo Subianto sekaligus bendahara Partai Gerindra, sebagai wakil menteri keuangan pada Kamis (18/7). Pelantikan ini disebut dilakukan untuk memperlancar transisi dari pemerintahan Joko Widodo ke Prabowo Subianto.

Karier Thomas Djiwandono

Berdasarkan laporan Harian Kompas, karier Thomas dimulai sebagai wartawan magang di Majalah Tempo pada tahun 1993 dan di Indonesia Business Weekly pada 1994. Selain itu, Thomas pernah bekerja sebagai analis keuangan di Whetlock NatWest Securities di Hong Kong. Ia juga turut membantu pamannya, Hashim Djojohadikusumo, dalam mengelola Arsari Group dengan jabatan sebagai Deputy CEO. Thomas merupakan lulusan Johns Hopkins University di bidang International Relations and International Economics.

Masa Depan Thomas Djiwandono dan Jabatan Menteri Keuangan

Sebelumnya, Thomas Djiwandono sempat dirumorkan akan menjabat sebagai menteri keuangan berikutnya setelah bergabung dalam Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo–Gibran di bidang ekonomi dan keuangan. Namun, Thomas menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjabat sebagai menteri keuangan dalam pemerintahan Prabowo–Gibran. Prabowo masih mempertimbangkan kandidat profesional untuk mengisi posisi tersebut.

Kandidat Potensial Menteri Keuangan Menjelang Pemerintahan Berikutnya

Pada Februari 2024, Bloomberg melaporkan bahwa Prabowo tengah mempertimbangkan sejumlah mantan bankir sebagai kandidat menteri keuangan. Beberapa nama yang dipertimbangkan antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Kepala Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia Royke Tumilaar. Sementara itu, Chatib Basri juga merupakan salah satu kandidat yang dipertimbangkan oleh Prabowo.

Dampak Pemilihan Menteri Keuangan Terhadap Pasar Finansial

Pemilihan menteri keuangan untuk pemerintahan berikutnya berpotensi memengaruhi persepsi investor asing terhadap Indonesia. Ahli strategi pendapatan tetap Asia di firma manajemen aset Robeco, Philip McNicholas, menyatakan bahwa market kemungkinan besar akan mengenakan premi risiko yang lebih besar pada surat utang Indonesia jika menteri keuangan dianggap terlalu tunduk kepada Prabowo, alih-alih terus mendorong reformasi fiskal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *