The Fed Resmi Mulai Siklus Pemangkasan Suku Bunga: Apa Dampaknya?
The Fed pada Rabu (18/9) waktu setempat mengumumkan langkah signifikan dengan menurunkan suku bunga acuannya sebesar -50 bps ke level 4,75%-5%. Ini menandai pemangkasan suku bunga pertama setelah dua tahun kenaikan agresif. Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi konsensus berdasarkan data yang diperoleh dari CME FedWatch Tool.
Kepala The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa pihaknya memiliki keyakinan lebih tinggi bahwa inflasi akan bergerak menuju target di level 2% dan mereka akan memfokuskan upaya untuk menjaga kesehatan pasar tenaga kerja.
Proyeksi Suku Bunga ke Depan
Proyeksi dot plot terbaru dari pejabat The Fed menunjukkan bahwa mereka masih akan menurunkan suku bunga acuan sebesar -50 bps hingga akhir 2024. Jika ini terwujud, pemangkasan suku bunga The Fed di tahun 2024 akan lebih banyak dibandingkan yang diproyeksikan pada Juni 2024 (-25 bps selama 2024) dan Maret 2024 (-75 bps selama 2024). Untuk 2025 dan 2026, dot plot menunjukkan bahwa The Fed direncanakan akan memangkas suku bunganya masing-masing sebesar -100 bps dan -50 bps.
Reaksi Pasar Terhadap Keputusan The Fed
Menyusul keputusan The Fed, bursa saham AS mengalami reaksi volatil. Setelah awal sesi yang positif, ketiga indeks utama di bursa AS ditutup melemah tipis. S&P 500 turun -0,29%, Nasdaq -0,31%, dan DJIA -0,25%.
Di Indonesia, perkembangan ini direspons positif pada Kamis (19/9). IHSG berhasil naik +0,97%, kurs rupiah menguat +0,7% meraih level 15.238, dan yield SBN tenor 10 tahun turun -0,3 bps ke level 6,554%. Pasar saham Indonesia juga mencatatkan foreign inflow sebesar 2,08 triliun rupiah pada hari yang sama.
Peluang untuk Pasar Emerging
Pemangkasan suku bunga The Fed bisa jadi membawa angin segar bagi pasar emerging market, Indonesia salah satunya. Sebagaimana yang kami tuliskan sebelumnya dalam Stockbit Snips, pemangkasan suku bunga berpotensi memberikan sentimen positif terhadap beberapa sektor yang sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga.
Sektor yang Diuntungkan dari Pemangkasan Suku Bunga
Perbankan: Penurunan biaya deposit (CoF) dapat berpengaruh positif pada Net Interest Margin (NIM) perbankan. Picks: BMRI, BNGA, NISP
Properti dan Otomotif: Penurunan suku bunga untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dapat meningkatkan permintaan. Picks: ASII, SMRA, CTRA
Teknologi: Sentimen positif dari biaya pendanaan (funding cost) yang lebih murah. Picks: MSTI, GOTO
Kesimpulan
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed bukan hanya jadi berita besar di AS, tetapi juga berimbas luas bagi pasar global, termasuk Indonesia. Dengan sinyal positif dari The Fed, banyak sektor di Indonesia bisa bersiap untuk menghadapi era baru di mana biaya pinjaman lebih rendah dan potensi pertumbuhan yang lebih cerah. Jadi, bagaimana menurutmu? Siapkah kita memanfaatkan peluang ini?