Sektor Perunggasan di Indonesia: Harga DOC dan Ayam Broiler Mengalami Penurunan
Pada bulan Juli 2024, sektor perunggasan di Indonesia menunjukkan tren yang patut diperhatikan. Harga Day-Old Chick (DOC) dan ayam broiler mengalami penurunan yang signifikan secara bulanan, mencerminkan kekuatan daya beli konsumen yang semakin melemah setelah libur Idul Fitri. Fenomena ini membuat banyak pelaku industri mempertanyakan arah perkembangan sektor ini di masa mendatang.
Penurunan Harga DOC dan Ayam Broiler di Bulan Juli 2024
Pada bulan Juli 2024, harga rata-rata DOC dan ayam broiler sesuai dengan ekspektasi kami. Setelah momen libur Idul Fitri, harga ayam broiler terus mengalami penurunan. Hal ini mencerminkan daya beli konsumen yang melemah, sehingga menekan harga ayam broiler secara berturut-turut selama empat bulan terakhir. Penurunan harga ayam broiler ini turut mempengaruhi harga DOC.
Rata-rata harga DOC di Jawa Barat turun sebesar -5,6% MoM dan -3,4% YoY menjadi IDR7.255/ekor, menjadikannya kontraksi bulanan kedua sepanjang tahun ini. Namun, secara triwulanan, harga DOC mencatat kenaikan +6,5% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dan +8,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Harga rata-rata ayam broiler di Jawa Barat juga menunjukkan penurunan sebesar -1,5% MoM dan -14,7% YoY menjadi IDR19.068/kg. Meski demikian, laju penurunan harga secara bulanan dan tahunan mulai melambat dibandingkan bulan Juni yang mencatat penurunan masing-masing sebesar 8% dan 15,6%. Ini juga menandai ketiga kalinya harga ayam broiler turun di bawah level IDR20.000/kg sepanjang tahun ini.
Tren Kumulatif Harga DOC dan Ayam Broiler di 7M24
Secara kumulatif, harga rata-rata DOC di 7M24 naik +40% dibandingkan dengan 7M23, dan +34,7% dibandingkan rata-rata sepanjang FY23, mencapai IDR6.235/ekor. Harga rata-rata ayam broiler di 7M24 meningkat lebih moderat sebesar +3,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan +4,3% dibandingkan rata-rata FY23, mencapai IDR20.245/kg. Kami mengaitkan kenaikan harga DOC dan ayam broiler di 7M24 dengan program bantuan sosial pemerintah yang mempertahankan daya beli segmen berpenghasilan rendah hingga menengah, serta dampak positif dari pelaksanaan pemotongan sukarela yang mengurangi tingkat kelebihan pasokan.
Proyeksi Harga DOC dan Ayam Broiler ke Depan
Kami memproyeksikan bahwa harga rata-rata DOC dan ayam broiler akan stabil pada level saat ini selama beberapa bulan ke depan akibat daya beli yang lemah. Namun, pelantikan kabinet baru dan rincian lebih lanjut mengenai program makanan bergizi gratis (Makan Bergizi Gratis/MBG) senilai ~IDR70 triliun, dapat menjadi katalis positif bagi sektor ini di kuartal keempat 2024.
Normalisasi Harga Jagung dan SBM
Harga rata-rata jagung nasional pada bulan Juli 2024 tercatat sebesar IDR5.691/kg, naik +0,7% dibandingkan bulan sebelumnya, namun turun -9,8% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Kami meyakini bahwa pertumbuhan harga yang marginal ini disebabkan oleh penurunan pasokan setelah puncak musim panen di bulan Mei. Secara kumulatif, harga jagung di 3Q24 turun sebesar -5,2% dibandingkan triwulan sebelumnya dan -10,9% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu.
Sementara itu, harga Soybean Meal (SBM) menunjukkan tren positif bagi para pelaku industri, dengan harga rata-rata 7M24 turun menjadi USD354/ton, turun sebesar -21,6% dibandingkan 7M23 dan -19,1% dibandingkan rata-rata FY23. Hal ini memberikan angin segar bagi para peternak dan produsen pakan ternak.
Hasil Keuangan CPIN 1H24: Sesuai Proyeksi
Kinerja positif CPIN berlanjut di 2Q24 dengan laba bersih mencapai IDR1,06 triliun, naik +48,7% dibandingkan kuartal sebelumnya, namun turun -7,1% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih yang kuat ini didorong oleh pertumbuhan top line yang solid dan normalisasi biaya input.
Pendapatan CPIN tumbuh sebesar +4,4% YoY dan +7,1% QoQ menjadi IDR17,05 triliun, sementara margin kotor meningkat menjadi 16,6% (+0,3ppt YoY dan +3,2ppt QoQ) berkat penurunan harga bahan baku. Dengan demikian, pendapatan dan laba bersih 1H24 mencapai IDR32,96 triliun (+6,7% YoY) dan IDR1,77 triliun (+28,2% YoY), yang masing-masing menyumbang 52%/50% dan 62%/57% dari proyeksi MASI dan konsensus.
Segmen broiler tetap menjadi kontributor pendapatan terbesar dengan pendapatan sebesar IDR9,32 triliun (+3,2% YoY dan +12,8% QoQ), dengan kontribusi pendapatan sebesar 54,7%. Peningkatan harga broiler yang lebih tinggi memberikan dampak positif pada laba operasi yang mencapai IDR585 miliar (+21,2% YoY dan +8,1% QoQ).
Hasil Keuangan JPFA 1H24: Lebih Baik dari Ekspektasi
JPFA mencatatkan kinerja yang kuat di 1Q24 dengan laba bersih sebesar IDR815 miliar, naik +145,6% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu dan +22,7% dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih yang kuat ini didorong oleh pertumbuhan top line yang solid dan peningkatan tingkat profitabilitas, yang didukung oleh harga DOC dan ayam broiler yang menguntungkan serta normalisasi biaya input.
Segmen farm komersial tetap menjadi kontributor pendapatan terbesar dengan pendapatan sebesar IDR5,7 triliun (+9,3% YoY dan +2,3% QoQ), menyumbang 42,8% dari pendapatan 2Q24. Segmen pakan adalah kontributor pendapatan terbesar kedua dengan pendapatan sebesar IDR3,22 triliun (+6,3% YoY namun turun -19,8% QoQ).
Rating Netral untuk Sektor Perunggasan
Kami memutuskan untuk mempertahankan rating netral untuk sektor perunggasan pada saat ini karena kami memproyeksikan bahwa harga DOC rata-rata bulanan akan stabil pada level saat ini, kecuali jika terjadi peningkatan signifikan dalam daya beli atau permintaan unggas. Kami melihat sektor ini saat ini kekurangan katalis dan potensi kenaikannya terbatas.
Pilihan utama kami tetap pada CPIN, karena kami terus menyukai pemain industri yang lebih besar yang memiliki ketahanan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi fluktuasi harga yang signifikan secara efektif dan memberikan potensi kenaikan yang lebih tinggi. Risiko upside terhadap proyeksi kami termasuk 1) harga DOC dan ayam broiler yang lebih tinggi, dan 2) daya beli yang lebih kuat dari yang diproyeksikan yang akan berdampak positif pada permintaan unggas.
Dengan demikian, sektor perunggasan di Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang dinamis. Meskipun terdapat beberapa tantangan, seperti penurunan harga yang berkepanjangan dan ketidakpastian daya beli konsumen, peluang untuk pertumbuhan tetap ada, terutama dengan adanya inisiatif pemerintah dan stabilisasi harga komoditas. Pelaku industri perlu terus memantau perkembangan ini untuk mengambil keputusan strategis yang tepat.
Sumber artikel 1