Saham-Saham Bank yang Masih Murah: Kesempatan Emas di Tengah Penurunan Suku Bunga
Pada era penurunan suku bunga bank sentral, sektor perbankan menjadi salah satu yang paling diuntungkan. Kenapa bisa begitu? Mari kita jelajahi lebih dalam, termasuk saham-saham bank yang masih murah dan layak dipertimbangkan saat ini.
Kenapa Bank Diuntungkan Saat Suku Bunga Turun?
Saat suku bunga bank sentral, seperti BI atau The Fed, diturunkan, bank memiliki kesempatan untuk menekan biaya dana mereka. Singkatnya, bunga deposito turun, sehingga cost of funds atau biaya untuk membayar bunga deposito juga lebih rendah. Ini artinya, bank bisa membayar bunga lebih sedikit kepada nasabah yang menyimpan uang mereka dalam bentuk deposito.
Selain itu, prospek ekonomi yang lebih baik dengan suku bunga rendah biasanya meningkatkan permintaan kredit, dan kualitas kredit yang diberikan juga menjadi lebih baik. Jadi, tidak heran jika saham-saham bank adalah yang paling pertama diuntungkan saat masuk dalam siklus suku bunga rendah.
Saham Bank yang Masih Murah
Sekarang, mari kita ulas saham bank mana saja yang masih dianggap murah, meskipun beberapa sudah mencatatkan kenaikan yang signifikan.
1. Saham BBRI: Masih Menarik Meski Sudah Naik?
Saham BBRI mengalami kenaikan 32% dari 19 Juni 2024 hingga 20 September 2024. Apakah ini berarti sudah tidak murah lagi? Jika kita melihat dari perspektif hingga akhir tahun, harga BBRI saat ini memang sedikit tinggi. Namun, jika menggunakan analisis teknikal, mungkin masih ada peluang masuk, terutama jika ada koreksi harga.
Saat ini, BBRI sedang menghadapi peningkatan risiko kredit bermasalah (NPL). Pada semester pertama 2024, NPL gross bank ini mencapai 3,21%, dengan kontribusi terbesar datang dari sektor usaha kecil yang NPL-nya naik hingga 5,05%. Meski suku bunga sudah turun, tekanan terhadap kinerja BBRI belum sepenuhnya hilang.
Kami memperkirakan BBRI akan menghadapi tekanan lebih lanjut hingga akhir tahun. Bahkan, laba bersih BBRI bisa turun tipis akibat kenaikan beban bunga dan pencadangan untuk mengantisipasi NPL yang masih tinggi. Dengan kondisi ini, ada kemungkinan harga saham BBRI akan mengalami koreksi lagi di masa depan, kecuali kinerja di Kuartal 3 2024 membaik melebihi ekspektasi.
2. Saham BBTN: Menarik dengan Potensi Aksi Korporasi
BBTN masih terbilang murah meski kinerjanya sedikit tertekan. Bank ini memangkas target laba bersih tahun 2024 hanya tumbuh 1%, padahal sebelumnya targetnya antara 10% hingga 11%. Hal ini disebabkan oleh biaya bunga deposito yang meningkat di tengah tingginya suku bunga.
Namun, BBTN tetap menarik karena adanya potensi aksi korporasi berupa akuisisi Bank Victoria Syariah, yang akan digabungkan dengan unit usaha syariah BBTN. Meski rencana ini masih dalam proses, transaksi akuisisi diperkirakan memakan biaya hingga Rp1,7 triliun.
3. Saham BJBR dan BJTM: Bangkit di 2025?
Saham BJBR dan BJTM juga tergolong murah saat ini, terutama karena kinerja mereka tertekan oleh suku bunga yang tinggi sepanjang 2024. Namun, penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh BI di bulan September 2024 memberikan harapan untuk pemulihan di tahun 2025.
Kedua bank daerah ini diperkirakan akan mencatatkan cost of funds yang lebih rendah mulai tahun depan, dan kinerja laba bersihnya berpotensi membaik. Menurut proyeksi, harga wajar BJBR berada di sekitar 1.443 per saham, sedangkan BJTM di kisaran 778 per saham.
4. Saham BDMN: Potensi di Tengah Ekspansi
BDMN adalah bank swasta yang juga menarik, terutama karena ekspansi yang sedang mereka lakukan. Pada semester pertama 2024, laba bersih BDMN turun 3,5%, namun penurunan ini diimbangi oleh ekspansi bisnis melalui akuisisi Adira Finance (ADMF), Home Credit, dan kredit konsumer dari Standard Chartered. Dengan penurunan suku bunga, diharapkan kinerja BDMN bisa lebih baik di tahun 2025.
Kesimpulan: Kapan Waktu Terbaik Masuk ke Saham Bank?
Secara keseluruhan, penurunan kinerja yang dialami bank-bank besar saat ini lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal, seperti suku bunga tinggi, bukan masalah internal manajemen. Ini artinya, begitu faktor eksternal ini mulai berbalik arah—seperti penurunan suku bunga—maka kinerja bank bisa meningkat kembali.
Jadi, kapan waktu terbaik untuk masuk? Jika Anda mencari investasi jangka panjang, saat ini adalah momen yang tepat. Namun, jika Anda hanya ingin investasi jangka pendek, perlu diingat bahwa beberapa saham ini mungkin masih menghadapi volatilitas harga dalam waktu dekat. Bagaimanapun, bagi yang sabar menunggu, prospek keuntungan signifikan di masa depan sangatlah besar.