Rencana Spin-Off Adaro Energy: Peluang Baru dalam Bisnis Batu Bara Thermal
Adaro Energy Indonesia (ADRO) kini tengah mempersiapkan langkah signifikan dalam strategi bisnisnya dengan rencana untuk melakukan spin-off pada segmen bisnis batu bara thermal melalui PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Langkah ini diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan membuka peluang baru dalam industri energi.
Pembagian Saham Melalui Penawaran Umum Perdana
Penjualan saham AAI akan dilaksanakan melalui penawaran umum perdana saham (PUPS) yang diarahkan kepada pemegang saham perseroan yang berminat. Ini adalah kesempatan emas bagi para investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan bisnis batu bara thermal yang dikenal memiliki prospek cerah di pasar energi Indonesia.
Selain itu, ADRO juga mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham. Pendanaan dividen ini bisa dimanfaatkan oleh para pemegang saham yang ingin mengikuti PUPS AAI. Dengan begitu, investor dapat terlibat langsung dalam pertumbuhan perusahaan ini.
Harga Penawaran PUPS dan Evaluasi Nilai AAI
Harga penawaran PUPS AAI akan ditentukan berdasarkan harga rata-rata tertimbang (volume weighted average price atau VWAP) yang terbentuk setelah penutupan perdagangan di bursa. Penetapan harga ini tentunya juga akan sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga transparansi tetap terjaga.
Dari hasil penilaian pihak ketiga, nilai wajar AAI diperkirakan berkisar antara 2,45–2,6 miliar dolar AS. Rencana spin-off ini akan dibahas lebih lanjut dalam RUPSLB yang dijadwalkan pada 18 Oktober 2024.
Profil dan Kinerja AAI
AAI merupakan anak perusahaan Adaro dengan kepemilikan mencapai 99,99% dan bergerak dalam bisnis batu bara thermal serta dukungan untuk kegiatan pertambangan. Beberapa lini bisnis yang dijalankan AAI mencakup jasa logistik, pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan. Hal ini menunjukkan bahwa AAI tidak hanya bergantung pada satu sektor saja, tetapi memiliki diversifikasi yang baik.
Dengan total aset sebesar 5,4 miliar dolar AS, AAI mencatatkan kontribusi sebesar 52,9% terhadap total aset Adaro. Pada periode 1H24, perusahaan ini melaporkan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 2,6 miliar dolar AS dan 992,8 juta dolar AS, yang menyumbang 89,4% pendapatan dan 104,8% laba bersih Adaro.
Strategi Pasca Spin-Off
Setelah spin-off, ADRO akan memfokuskan perhatian pada bisnis batu bara metalurgi di bawah Adaro Minerals (ADMR) serta energi terbarukan di bawah Adaro Green. Dana dari spin-off ini diharapkan dapat dipakai untuk memperluas usaha—baik melalui ekspansi organik maupun inorganik—dan memberikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Dengan memperhitungkan nilai wajar AAI dan laporan keuangan terbaru, proyeksi menunjukkan bahwa AAI dapat diperdagangkan dengan valuasi 1,8–2x P/E FY24F. Ini merupakan nilai yang jauh lebih rendah dibanding dengan rekan-rekannya dalam industri, seperti ITMG dan PTBA, yang bernilai P/E FY24F lebih dari 7.
Peluang Khusus untuk Pemegang Saham Saratoga
Langkah ini juga membawa keuntungan bagi Saratoga Investama Sedaya (SRTG), yang memiliki sekitar 15% saham Adaro. Dengan rencana spin-off ini, SRTG berpotensi mendapatkan dividen spesial dan akan memiliki kesempatan untuk mengikuti dalam penawaran saham AAI. Tentu saja, ini adalah momen yang tidak ingin dilewatkan oleh para investor cerdas.
Kesimpulan
Pertumbuhan industri energi di Indonesia menjanjikan banyak peluang, dan rencana spin-off yang dilakukan oleh Adaro Energy menampilkan langkah strategis untuk memperkuat posisi di pasar. Dengan pengelolaan yang baik, AAI bisa saja menjadi bintang baru dalam sektor batu bara thermal. Bagi para investor, inilah saat yang tepat untuk menganalisa dan mengambil keputusan yang bisa menguntungkan di masa depan.