Pilih Mana, Portofolio Saham Terkonsentrasi Atau Diversifikasi?
Investasi saham selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Kali ini, kita akan membahas dua strategi investasi yang berbeda: portofolio terkonsentrasi dan portofolio terdiversifikasi. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mari kita bahas secara detail untuk menentukan mana yang lebih baik bagi kamu.
Apa Itu Portofolio Terkonsentrasi?
Portofolio terkonsentrasi adalah strategi investasi di mana kamu menempatkan dana di satu atau beberapa saham yang memiliki karakter serupa, biasanya dalam sektor bisnis yang sama. Misalnya, jika kamu berinvestasi di sektor otomotif dan sektor tersebut sedang booming, maka keuntungan yang kamu dapatkan bisa sangat tinggi. Namun, risiko yang kamu hadapi juga tinggi karena jika sektor tersebut mengalami penurunan, kerugian yang kamu alami juga besar. Prinsipnya adalah high risk, high return.
Keuntungan dan Risiko Portofolio Terkonsentrasi
- Keuntungan tinggi saat sektor bisnis booming
- Risiko tinggi saat sektor bisnis mengalami penurunan
- Hanya berfokus pada satu karakter saham atau aset
Apa Itu Portofolio Terdiversifikasi?
Portofolio terdiversifikasi adalah strategi investasi yang menempatkan dana di berbagai aset atau saham dengan karakter yang berbeda. Strategi ini sering diibaratkan seperti menempatkan telur di keranjang yang berbeda. Saat satu keranjang jatuh, kamu masih memiliki telur di keranjang lainnya. Dengan diversifikasi, meskipun ada satu saham yang turun, portofolio kamu tetap terjaga karena saham lain di sektor yang berbeda mungkin tidak terpengaruh.
Keuntungan dan Risiko Portofolio Terdiversifikasi
- Risiko lebih terkontrol karena tersebar di berbagai sektor
- Keuntungan cenderung lebih stabil meskipun tidak setinggi portofolio terkonsentrasi
- Melibatkan berbagai sektor bisnis untuk mengurangi dampak penurunan pada satu sektor
Simulasi Investasi: Terkonsentrasi vs Diversifikasi
Mari kita lihat simulasi investasi untuk memahami lebih jauh kedua strategi ini. Pertama, kita akan melihat portofolio terkonsentrasi dengan asumsi investasi di sektor otomotif.
Portofolio Terkonsentrasi: Sektor Otomotif
Misalkan kamu berinvestasi di tiga saham otomotif, yaitu AUTO, DRMA, dan IMAS sejak Januari 2023. Dalam delapan bulan pertama, kamu mencatatkan floating profit sebesar 169%. Namun, pada Mei 2024, profit tersebut turun menjadi hanya 44%, menurun sebesar 46% dari level tertingginya. Jika sektor otomotif terus melambat, maka saham-saham ini berpotensi turun lebih jauh.
Portofolio Terdiversifikasi
Sekarang, kita coba portofolio terdiversifikasi dengan tiga karakter saham: otomotif, cyclical, dan non-cyclical. Misalnya, kamu memilih saham Auto (otomotif), Inco (cyclical), dan Bbca (non-cyclical). Dengan asumsi kamu membeli di Januari 2023, pada Mei 2024, saham Inco turun 42%, namun Bbca naik 13% dan Auto naik 37%. Total kerugian di portofolio hanya sebesar 8,47% berkat diversifikasi ini.
Strategi Terbaik: Terkonsentrasi atau Diversifikasi?
Pemilihan strategi terbaik tergantung pada banyak faktor, termasuk modal yang kamu miliki. Jika modalmu masih sekitar beberapa juta hingga 100 juta, sebaiknya fokus pada portofolio terkonsentrasi. Namun, pastikan untuk memilih saham dengan prospek bisnis yang baik dan harga yang wajar. Jika modalmu sudah lebih besar, misalnya di atas 100 juta, saatnya untuk beralih ke strategi diversifikasi untuk mengurangi risiko.
Rekomendasi Jumlah Saham Berdasarkan Modal
- Modal 100 juta hingga 500 juta: 2-3 saham
- Modal 500 juta hingga 1 miliar: 2-5 saham
- Modal 1 miliar hingga 10 miliar: 3-8 saham
- Modal di atas 10 miliar: lebih dari 8 saham
Kesimpulan
Baik portofolio terkonsentrasi maupun terdiversifikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pilihan terbaik tergantung pada modal yang kamu miliki dan tujuan investasi jangka panjangmu. Dengan memahami kedua strategi ini, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam mengelola portofolio investasi kamu. Jadi, sudah siapkah kamu memilih strategi yang tepat untuk investasimu?