Menteri ESDM Baru, Bahlil Lahadalia Siap Dorong Lifting Migas di Indonesia
Pada masa kepemimpinannya yang kini tinggal hitungan bulan, Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, telah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan lifting minyak dan gas (migas). Dalam kunjungannya ke beberapa titik, Bahlil mengungkapkan bahwa fokus utamanya ialah mendorong realisasi lifting yang optimal hingga akhir masa jabatannya pada Oktober 2024. Bareng dengan Menteri Investasi, Rosan Roeslani, ia berencana untuk meninjau berbagai insentif serta mendorong kerja sama yang lebih erat dengan sektor swasta demi mendongkrak investasi di sektor hulu migas.
Tren Penurunan Lifting Migas di Indonesia
Sayangnya, realisasi lifting migas di Indonesia menunjukkan tren yang tidak menggembirakan. Sejak tahun 2014, volume lifting minyak bumi mengalami penurunan rata-rata sebesar -2,9% per tahun, sementara lifting gas bumi mengalami penurunan sebesar -2,1% per tahun. Data terbaru dari 1H24 menunjukkan bahwa realisasi lifting minyak bumi hanya mencapai 576.000 barel per hari, yang hanya memenuhi 91% dari target APBN 2024 yang ditetapkan sebesar 635.000 barel per hari. Rencana pemerintah untuk tahun depan hanya menargetkan lifting sebesar 600.000 barel per hari, yang mencerminkan adanya tantangan mendalam di sektor ini.
Penyebab Penurunan Lifting
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, penurunan ini diakibatkan oleh ketergantungan produksi migas yang masih berfokus pada lapangan-lapangan tua seperti Blok Rokan dan Cepu. Laporan dari Kompas mengungkapkan bahwa eksplorasi migas di Indonesia terhambat oleh banyak faktor, seperti imbal hasil yang kurang menarik bagi investor, ketidakpastian dalam regulasi, serta lamanya proses perizinan. Kementerian ESDM bahkan mencatat bahwa internal rate of return dari eksplorasi migas di Indonesia lebih rendah dari rata-rata global yang mencapai 10,4%.
Langkah Pemerintah untuk Meningkatkan Sektor Migas
Sebelum Bahlil, Menteri ESDM sebelumnya, Arifin Tasrif, juga telah menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki berbagai aturan fiskal guna menarik minat investor baik yang baru maupun yang sudah ada. Februari lalu, ia menjanjikan serangkaian reformasi yang diharapkan berdampak positif untuk meningkatkan daya tarik sektor hulu migas di Indonesia.
Peluang dan Potensi di Sektor Hulu Migas
Inisiatif peningkatan investasi ini tentu membuka peluang bagi emiten-emiten yang bergerak di sektor jasa pendukung migas. Saham-saham seperti WINS, ELSA, dan LEAD bisa mendapatkan keuntungan dari kegiatan ini. Selain itu, kebijakan insentif fiskal yang menguntungkan bagi eksplorasi akan memberi dampak positif bagi produsen migas, termasuk MEDC.
Kesimpulan
Perjalanan menuju pemulihan dan peningkatan lifting migas di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Dengan adanya rencana dan komitmen dari Menteri ESDM yang baru, serta dukungan dari sektor swasta, kita berharap tren penurunan ini dapat dibalikkan. Selain itu, reformasi dalam sector regulasi dan insentif fiskal menjadi langkah krusial untuk menarik lebih banyak investasi. Mari kita nantikan langkah-langkah selanjutnya yang diambil pemerintah, karena ini adalah masa depan energi kita!