๐ Laba Bersih Pertumbuhan Positif di Sektor Korporasi Indonesia: Memperhatikan Kinerja BBCA, HMSP, UNVR, dan Lainnya di 1H24
Selamat datang di dunia finansial yang selalu berubah! Hari ini, kita akan membahas berita terbaru dari beberapa perusahaan besar di Indonesia yang baru saja merilis laporan keuangan mereka untuk paruh pertama 2024. Apakah anda penasaran bagaimana performa mereka? Mari kita lihat lebih dekat! ๐ง
๐ฆ BBCA: Laba Bersih Tumbuh 11,1% YoY di 1H24
BBCA: Bank Central Asia berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 14 triliun rupiah pada kuartal kedua 2024. Ini merupakan peningkatan sebesar +8,7% QoQ dan +10,6% YoY. Hasilnya, laba bersih 1H24 mencapai 26,9 triliun rupiah, yang sejalan dengan ekspektasi pasar karena menyentuh sekitar 50% dari estimasi FY24F sebesar 54 triliun rupiah.
Angka-angka ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang signifikan sebesar 15,5% YoY, menjadikannya total kredit yang disalurkan mencapai 850 triliun rupiah. Selain itu, Net Interest Income juga menunjukkan peningkatan menjadi 40 triliun rupiah, diiringi dengan Pre-Provision Operating Profit yang naik menjadi 34,6 triliun rupiah.
๐ฌ HMSP: Penurunan Laba Bersih yang Mengkhawatirkan
HMSP: Hanjaya Mandala Sampoerna melaporkan laba bersih sebesar 1,07 triliun rupiah pada kuartal kedua 2024, mengalami penurunan signifikan -52,4% QoQ dan -32,7% YoY. Hal ini memberi total laba bersih 1H24 sebesar 3,17 triliun rupiah, yang berada di bawah ekspektasi pasar, hanya mencapai 37% dari estimasi FY24F.
- Penyebab utama penurunan laba adalah:
- Penurunan pendapatan sebesar -1,4% QoQ dan -1,6% YoY.
- Kenaikan biaya produksi (+18,3% QoQ) dan beban cukai (+13% YoY).
Di sisi lain, market share HMSP juga mengalami penurunan menjadi 27,3% di 1H24, berimplikasi pada volume penjualan yang turun lebih tajam dibandingkan dengan industri lainnya.
๐งด UNVR: Penurunan Laba yang Juga Terjadi di Unilever
UNVR: Unilever Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar 1 triliun rupiah, mengalami penurunan dari tahun ke tahun -24,8% YoY dan -29,7% QoQ. Total untuk 1H24, laba bersihnya mencapai 2,47 triliun rupiah, inferior dari ekspektasi pasar sebesar 48,6% dari estimasi FY24F.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya penjualan dan peningkatan biaya pemasaran.
โก PGEO: Strategi Ekspansi untuk Pertamina Geothermal
PGEO: Pertamina Geothermal Energy mengumumkan rencana ekspansi inorganik melalui akuisisi PLTP domestik dan internasional yang diharapkan dapat memberikan tambahan kapasitas 175 MW pada tahun 2025.
Menarik untuk dicatat, tambahan kapasitas ini setara dengan 26% dari total kapasitas PGEO saat ini yang mencapai 672 MW per 1Q24.
๐๏ธ LPPF: Performan Matahari Department Store yang Mengecewakan
LPPF: Matahari Department Store mencatatkan laba bersih sebesar 300 miliar rupiah, merosot sebesar -48,5% YoY dan -7,9% QoQ pada 2Q24. Alhasil, laba bersih 1H24 terakumulasi menjadi 626 miliar rupiah, tetapi masih di atas ekspektasi pasar karena mencapai 84,4% dari estimasi FY24F.
- Penyebab utama penurunan laba bersih antara lain:
- Penurunan pendapatan sebesar -26% YoY.
- Margin laba kotor yang turun menjadi 34,9% dari 35,2% tahun lalu.
๐ฅ PGAS: Penjualan Gas yang Menurun
PGAS: Perusahaan Gas Negara mencatatkan volume penjualan gas sebesar 841 BBTUD selama 1H24, menurun -10% YoY, dan lebih rendah -12% dari target 2024. Meskipun volume transmisi gas meningkat sedikit +4% YoY, volume penjualan LNG juga tercatat mencapai 50 BBTUD dengan peningkatan +100% YoY, namun masih jauh dari target 2024.
Dengan berbagai hasil yang bervariasi di sektor korporasi Indonesia, penting untuk terus memantau perkembangan ini. Bagaimana prospek mereka di paruh kedua tahun ini? Yuk, terus ikuti berita terbaru dan tetap terinformasi