Inflasi AS Kembali Melandai, Bagaimana Dampaknya pada Pasar Keuangan?
Pada Kamis (11/7), Biro statistik AS melaporkan bahwa inflasi AS kembali melandai pada Juni 2024 dan berada di bawah ekspektasi konsensus. Data tersebut menunjukkan:
- Inflasi MoM: -0,1% (vs. konsensus: 0,1%; Mei 2024: 0,0%)
- Inflasi YoY: 3,0% (vs. konsensus: 3,1%; Mei 2024: 3,3%)
- Inflasi inti MoM: 0,1% (vs. konsensus: 0,2%; Mei 2024: 0,2%)
- Inflasi inti YoY: 3,3% (vs. konsensus: 3,4%; Mei 2024: 3,4%)
Perlambatan inflasi AS secara tahunan dalam 3 bulan berturut-turut ini, sekaligus berada di bawah ekspektasi konsensus selama 2 bulan terakhir. Meski demikian, tingkat inflasi AS pada Juni 2024 masih di atas target The Fed yang mengincar level 2%.
Jerome Powell, Kepala The Fed, menyampaikan bahwa risiko inflasi yang terus tinggi merupakan suatu ancaman, namun pihaknya juga tengah menghadapi risiko lain dari sisi pasar tenaga kerja. Powell menekankan bahwa pemangkasan suku bunga yang terlambat atau kurang akan berpotensi melemahkan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja.
Berdasarkan data inflasi AS dan pernyataan Powell tersebut, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga AS pada September 2024 meningkat menjadi 92,7% per Jumat (12/7), dari 68% sebelumnya. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) turun -0,5% ke level 104,5, dengan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun -9 bps menjadi 4,192%. Bursa saham AS secara umum melemah setelah mencatatkan rekor tertinggi sehari sebelumnya.
Di pasar Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat +0,3% ke level 16.154 pada Jumat (12/7), dengan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun -6 bps menjadi 7,063%. IHSG juga naik +0,37% ke level 7.327.
Kesimpulan
Kendati beberapa perkembangan belakangan memperkuat narasi pemangkasan suku bunga, narasi tersebut bisa berubah dengan cepat, seperti yang terjadi pada Mei 2024 akibat meningkatnya risiko inflasi. Dari dalam negeri, peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terbukti memberikan ruang yang lebih longgar bagi kebijakan moneter Bank Indonesia. Ekspektasi saat ini mengarah pada pemangkasan suku bunga BI pada 4Q24.