Berita Korporasi

💸 IHSG Melemah: Peluang Emas untuk Membeli Saham Big Banks

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan sebesar -3,2% secara mingguan (WoW) pada Senin (30/9). Di tengah kondisi ini, terlihat ada foreign outflow yang mencapai 7,8 triliun rupiah. Angka ini menjadi catatan bahwa foreign outflow terakhir kali terjadi di IHSG setelah 15 minggu berturut-turut mencatatkan foreign inflow sejak bulan Juni 2024. Bahkan, secara harian, foreign outflow dimulai pada Selasa (24/9) dengan nilai 140 miliar rupiah, dan meningkat signifikan pada Rabu (25/9) hingga mencapai 1,8 triliun rupiah. Berikut adalah lima saham yang menjadi penyumbang terbesar net foreign outflow hingga tanggal 30 September:

  • Saham A
  • Saham B
  • Saham C
  • Saham D
  • Saham E

Kelemahan IHSG dalam sepekan terakhir kemungkinan besar disebabkan oleh dua faktor utama: pertama, aksi profit taking oleh investor asing setelah IHSG mencetak rekor baru di level sekitar 7.900 pada pertengahan September 2024. Kedua, adanya paket stimulus dari Bank Sentral China (PBoC) yang menarik perhatian para pelaku pasar, khususnya di pasar saham China.

Indeks Shanghai SSE Composite Index dan CSI300 mencatat kenaikan masing-masing sebesar +21,4% WoW dan +25,1% WoW per hari Senin (30/9), menandai pertumbuhan tertinggi sejak November 2008. Selain itu, beberapa bursa saham Asia lainnya seperti Kospi (-0,34% WoW), Sensex (-0,74% WoW), dan Straits Times Index (-1,46% WoW) juga mengalami penurunan dalam periode yang sama.

Kami percaya bahwa penurunan IHSG saat ini hanyalah fenomena sementara. Ini bisa menjadi kesempatan menarik untuk membeli saham-saham Big Banks, khususnya bagi saham-saham yang mengalami penurunan signifikan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI). Seiring dengan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga, foreign inflow ke emerging market seperti Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Secara historis, hal ini memberikan sinyal positif bagi investor.

Sampai perdagangan hari ini, Selasa (1/10), IHSG mencatatkan net foreign inflow sebesar 509 miliar rupiah. Ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi outflow, minat investor untuk berinvestasi di saham Indonesia masih cukup tinggi.

Kesimpulan: Dalam menghadapi berita negatif seperti foreign outflow, jangan terburu-buru untuk menjual saham. Sebaliknya, ini bisa jadi peluang untuk membeli saham yang berpotensi naik, terutama sektor perbankan yang saat ini terdiskon. Dengan memanfaatkan situasi ini, kita bisa mengambil langkah strategis untuk memperkuat portofolio investasi kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *