Genting Plantations Bhd. Siap Akuisisi 152 Hektare Tanah dari Sentul City
Genting Group asal Malaysia sedang dalam langkah strategis untuk memperkuat posisinya di pasar Indonesia melalui anak usahanya, Genting Plantations Bhd. (KLSE: GENP). Perusahaan ini berencana untuk membeli tanah seluas 152 hektare dari Sentul City (BKSL), termasuk aset dari anak usaha mereka, PT Aftanesia Raya, dan mitra ketiga, PT Primatama Cahaya Sentosa. Total nilai transaksi yang terlibat adalah sekitar 2,05 triliun rupiah.
Detil Transaksi Tanah
Menurut laporan, transaksi ini mencakup beberapa aspek menarik. Tanah seluas 80 hektare di kawasan township Sentul City akan diperdagangkan dengan nilai 1,76 triliun rupiah, sementara 72 hektare tanah lainnya akan berganti tangan dengan nilai 288 miliar rupiah. Yang menarik, lahan seluas 72 hektare tersebut terletak bersebelahan dengan lahan 80 hektare yang disebutkan sebelumnya. Sayangnya, GENP belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai lokasi spesifik dari lahan tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa PT Primatama Cahaya Sentosa bukan anak usaha BKSL. GENP juga belum menjelaskan secara rinci tentang distribusi lahan yang dibeli dari BKSL, PT Aftanesia Raya, atau PT Primatama Cahaya Sentosa.
Strategi Ekspansi GENP di Indonesia
Genting Plantations Bhd. tidak hanya aktif dalam bidang perkebunan kepala sawit, tetapi juga dalam pengembangan properti. Kunjungi situs resmi mereka untuk informasi lebih lanjut. Perusahaan ini kini berusaha untuk memanfaatkan peluang di pasar Indonesia melalui transaksi besar ini.
Saat ini, BKSL sedang dalam pemantauan khusus dengan status full call auction karena memenuhi kriteria nomor 1 dari Bursa Efek Indonesia. Dengan harga perdagangan di bawah 51 rupiah per lembar dan likuiditas rendah (kurang dari 5 juta rupiah), kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi BKSL.
Potensi Dampak Terhadap BKSL
Walaupun rincian spesifik mengenai nilai transaksi antara anak usaha BKSL dan PT Primatama Cahaya Sentosa belum terungkap, transaksi ini bisa menjadi angin segar bagi BKSL jika mereka dan anak usahanya berhasil mendapatkan hasil penjualan yang signifikan. Mengingat kinerja perusahaan yang kurang optimal dalam beberapa tahun terakhir, di mana mereka mencatat kerugian bersih sebesar 609 miliar rupiah pada 2020 dan 163 miliar rupiah pada 2022, transaksi ini tampaknya seperti secercah harapan.
BKSL bahkan pernah melakukan rights issue yang signifikan untuk memperkuat permodalan mereka, seperti yang terjadi pada tahun 2017 dan 2023. Jika harga saham BKSL mampu naik kembali di atas level 50 rupiah per lembar, perusahaan ini berpotensi keluar dari kategori pemantauan khusus.
Kesimpulan
Dengan langkah akuisisi lahan yang strategis, Genting Plantations Bhd. menunjukkan komitmennya untuk berkembang di pasar Indonesia. Transaksi ini tidak hanya berpotensi meningkatkan kinerja BKSL tetapi juga menciptakan ekspektasi baru di kalangan investor dan pemangku kepentingan. Bagaimana dengan Anda? Apa pendapat Anda tentang langkah ini? Mari diskusikan!