EMTK Borong Saham BUKA: Langkah Strategis atau Sekadar Tren?
Pada tanggal 9 Oktober 2024, terjadilah transaksi besar yang menghebohkan pasar saham Indonesia. Elang Mahkota Teknologi (EMTK) menjadi pelaku utama dalam pembelian jumbo saham Bukalapak (BUKA). Dalam transaksi tersebut, EMTK membeli sebanyak 9,83 miliar saham BUKA dengan harga yang cukup menggiurkan, yaitu 120 rupiah per lembar, yang totalnya mencapai 1,18 triliun rupiah.
Melalui transaksi ini, kepemilikan EMTK di BUKA melonjak signifikan dari 0,82% menjadi 10,36%. Tak hanya itu, EMTK juga memiliki 24,62% saham BUKA melalui anak usahanya, PT Kreatif Media Karya, yang menunjukkan betapa seriusnya perusahaan di bawah naungan EMTK ini dalam membangun posisinya di industri e-commerce.
Siapa Yang Menjual Saham Tersisa?
Namun, di balik transaksi ini, ada misteri yang belum terpecahkan tentang pihak penjual. Sekitar 3,67 miliar saham tersisa belum diketahui pemiliknya, dengan nilai total sekitar 920 miliar rupiah. Pasar berspekulasi bahwa saham tersebut mungkin dimiliki oleh API Investment Limited, yang merupakan perusahaan investasi milik Ant Financial (bagian dari Alibaba Group), tetapi konfirmasi resmi masih diharapkan.
Dampak Transaksi Terhadap Pasar Saham BUKA
Menariknya, saham BUKA mengalami volatilitas yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, bahkan sempat melonjak hingga 25% pada tanggal 7 Oktober 2024. Hal ini dipicu oleh munculnya rumor terkait potensi akuisisi oleh platform e-commerce asal China, Temu. Di tengah situasi ini, pemerintah tampaknya terbagi dalam mengambil sikap terhadap langkah Temu. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa pihaknya akan melarang Temu untuk beroperasi di Indonesia demi melindungi UMKM lokal.
Akan Ada RUPS Luar Biasa
Dalam waktu dekat, BUKA merencanakan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) untuk membahas beberapa agenda penting, termasuk pengunduran diri salah satu direkturnya, Teddy Nuryanto Oetomo, yang mengundurkan diri pada 30 September 2024. Situasi ini tentu menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh investor.
Bagaimana Dengan Kinerja Saham BUKA?
Kami menilai pergerakan harga saham BUKA ke depan sangat dipengaruhi oleh potensi aksi korporasi yang sedang berkembang. Meskipun proyeksi kinerja perusahaan belum sepenuhnya cerah, kinerja keuangan bisa menjadi indikator. BUKA mencatatkan adjusted EBITDA negatif sebesar -41 miliar rupiah di kuartal kedua 2024, padahal sebelumnya mereka sempat mendapatkan adjusted EBITDA positif sekitar 15 miliar rupiah pada kuartal pertama 2024.
Harga saham BUKA terpantau turun -7,19% pada tanggal 10 Oktober 2024, yang membawa harga menjadi 129 rupiah per lembar. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen BUKA dalam memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kesimpulan
Seperti yang kita lihat, tranformasi besar pada kepemilikan saham BUKA oleh EMTK ini sangat menarik untuk dicermati. Dengan berbagai spekulasi dan keputusan yang diambil oleh pemerintah, langkah selanjutnya bagi BUKA dan EMTK akan berpengaruh signifikan terhadap pasar. Apakah kita sedang menyaksikan awal dari perubahan besar atau hanya fenomena sesaat dalam industri e-commerce? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: investor harus selalu waspada dan terus memantau perkembangan yang ada.