DMAS Mencatatkan Pencapaian Marketing Sales 61% Target per 1H24
Puradelta Lestari Menorehkan Prestasi Luar Biasa
Perusahaan properti Indonesia, Puradelta Lestari (DMAS), telah berhasil mencatatkan pencapaian yang mengesankan dalam bidang marketing sales. Menurut laporan terbaru, DMAS berhasil mencapai 535 miliar rupiah untuk marketing salesnya pada kuartal kedua tahun 2024. Meskipun angka ini mengalami penurunan sebesar 4,8% dari kuartal sebelumnya, namun terjadi kenaikan signifikan sebesar 33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini membuat total marketing sales selama semester pertama tahun 2024 mencapai 1,1 triliun rupiah, atau setara dengan 60,8% dari target perusahaan untuk tahun ini. Dengan demikian, DMAS berhasil menunjukkan performa yang impresif meskipun dalam kondisi pasar yang dinamis.
Permintaan Lahan Industri Meningkat Pasca-Pemilu
Selama semester pertama tahun 2024, DMAS juga berhasil mencatatkan penjualan lahan industri sebesar 34 hektare. Menariknya, sebanyak 75% dari penjualan tersebut berasal dari industri data center. Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS, Tondy Suwanto, menyatakan bahwa pasca-pemilu, terdapat peningkatan permintaan lahan industri hingga 90 hektare, dengan sebagian besar permintaan berasal dari sektor data center.
Hal ini menunjukkan bahwa DMAS mampu memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan berhasil memenangkan kepercayaan dari para pelanggan di industri tersebut.
Akuisisi Potensi Panas Bumi: PGEO dan PT Sorik Marapi Geothermal Power
Di sisi lain, Pertamina Geothermal Energy (PGEO) masih terus mengkaji potensi panas bumi milik PT Sorik Marapi Geothermal Power yang sedang dikembangkan oleh KS Orka Renewables. Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, mengungkapkan bahwa perseroan masih berminat untuk mengakuisisi aset panas bumi tersebut dan negosiasi terkait kemungkinan akuisisi masih berlanjut.
Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, PGEO berencana untuk mengakuisisi PT Sorik Marapi Geothermal Power dengan nilai transaksi mencapai 1 miliar dolar AS. Proyek geothermal ini dianggap sebagai salah satu proyek terbesar yang sedang dikembangkan di Indonesia dengan kapasitas hingga 240 MW.
Akuisisi Saham PT Bahtera Energi Samudra Tuah oleh TPMA
Trans Power Marine (TPMA) juga tidak ketinggalan dalam mengumumkan akuisisi saham PT Bahtera Energi Samudra Tuah sebesar 65% dari PT Patin Resources, dengan nilai transaksi mencapai 32,5 juta dolar AS. Akuisisi ini merupakan bagian dari rights issue TPMA senilai 406,5 miliar rupiah yang dilakukan pada bulan Juli tahun ini.
Langkah ini menunjukkan upaya TPMA dalam mengukuhkan posisinya di industri energy, dan diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan perusahaan ke depannya.
Strategi DSSA dalam Menata Ulang Portofolio Investasi
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) juga melakukan langkah strategis dengan mendapatkan keuntungan sebesar 13 juta dolar AS dari hasil divestasi 8,5% saham di Inti Bangun Sejahtera (IBST) kepada Sarana Menara Nusantara (TOWR). Dalam keterbukaan informasi, DSSA menjelaskan bahwa divestasi ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menata ulang portofolio investasinya.
Upaya ini merupakan langkah yang strategis bagi DSSA untuk memaksimalkan nilai investasi perusahaan dan memperkuat posisinya di pasar.
Perubahan Manajemen GOTO Gojek Tokopedia
Di sisi lain, GOTO Gojek Tokopedia mengalami perubahan di jajaran manajemennya. Wei-Jye Jacky Lo telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Direktur Keuangan perusahaan. Sebagai penggantinya, GOTO mengusulkan Simon Tak Leung Ho untuk mengisi posisi tersebut. Kedua rencana ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Agustus 2024.
Perubahan manajemen ini diharapkan dapat membawa kesegaran baru bagi GOTO dalam menghadapi tantangan di pasar yang terus berubah dengan cepat.
Investasi Noel Aelyo Laras Kusuma Negara di Dharma Polimetal
Terakhir, Komisaris Dharma Polimetal, Noel Aelyo Laras Kusuma Negara, melakukan investasi dengan membeli 400.000 saham DRMA dengan harga rata-rata 1.010 rupiah per lembar. Total nilai transaksi mencapai 404 juta rupiah, dan kepemilikan Noel di DRMA kini naik dari 1,35% menjadi 1,36% setelah transaksi ini.
Langkah ini menunjukkan kepercayaan Noel terhadap potensi pertumbuhan perusahaan dan keyakinannya terhadap kinerja perusahaan di masa depan.