Kabar Pasar

Data Serapan Tenaga Kerja AS Melambat, Apa yang Terjadi?

Pada bulan Juni 2024, data awal serapan tenaga kerja AS menunjukkan tren perlambatan. Berikut adalah rinciannya:

  • Non-farm payroll mengalami penurunan menjadi 206.000 pekerjaan dari revisi data bulan Mei 2024 yang sebelumnya berada di level 218.000. Meskipun demikian, angka ini masih lebih tinggi dari ekspektasi konsensus yang sebelumnya diproyeksikan sebesar 190.000 pekerjaan. Apa yang sebenarnya terjadi?

  • Data non-farm payroll untuk bulan April 2024 mengalami revisi turun sebanyak 57.000 pekerjaan menjadi 108.000, sedangkan data bulan Mei 2024 turun sebanyak 54.000. Revisi turun ini mengindikasikan bahwa kondisi tenaga kerja AS belum sekuat yang sebelumnya diperkirakan. Bagaimana implikasinya terhadap pasar tenaga kerja di AS?

  • Tingkat pengangguran di AS naik menjadi 4,1% (dibandingkan dengan bulan Mei 2024 yang sebesar 4%), melebihi ekspektasi konsensus sebelumnya yang memproyeksikan level pengangguran sebesar 4%. Apa yang menyebabkan kenaikan tingkat pengangguran tersebut?

Pengaruh Data Serapan Tenaga Kerja AS Terhadap Pasar Keuangan

Menyusul rilis data serapan tenaga kerja AS yang melambat, terjadi dampak pada pasar keuangan AS. Pada Jumat (5/7), indeks utama di bursa saham AS menguat, dengan Dow Jones naik +0,17%, S&P 500 meningkat +0,54%, dan Nasdaq mengalami kenaikan +0,9%. Selain itu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga turun -6,9 bps menjadi 4,278%, sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan -0,24% ke level 104,88.

Melambatnya serapan tenaga kerja AS juga mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan September 2024. Analisis dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga meningkat dari 59,8% pada 1 Juli 2024 menjadi 68,2% per Senin (8/7).

Pengaruh Data Serapan Tenaga Kerja AS Terhadap Pasar Finansial Indonesia

Di sisi lain, di Indonesia, terjadi pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS yang menguat +0,3% menjadi 16.265 pada Senin (8/7). Yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun juga turun -3,6 bps ke level 7,03%, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung flat dengan penurunan -0,03%.

Kesimpulan

Data awal serapan tenaga kerja AS yang melambat pada bulan Juni 2024 memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar keuangan AS dan Indonesia. Perubahan ini mencerminkan dinamika ekonomi global dan nasional yang mempengaruhi sentimen pasar. Penting bagi para investor dan pelaku pasar untuk memperhatikan perkembangan selanjutnya dan mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *