Kabar Pasar

Dampak Penundaan Tarif Impor oleh AS Terhadap Pasar Global

Baru-baru ini, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan penundaan tarif impor sebesar 25% untuk Kanada dan Meksiko selama 30 hari. Keputusan ini diambil seiring dengan berlangsungnya negosiasi untuk meningkatkan penegakan hukum di perbatasan AS dengan kedua negara tersebut. Namun, di sisi lain, tambahan tarif impor 10% untuk China tetap akan diberlakukan sesuai jadwal, tepatnya pada Selasa (4/2).

Penting untuk dicatat bahwa kesepakatan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump menyatakan niatnya untuk menerapkan tarif tersebut dalam rangka menghadapi masalah aliran narkotika dan migrasi dari negara-negara tetangga. Sementara itu, China juga tak tinggal diam. Mereka mengumumkan pada Selasa (4/2) bahwa tarif impor tambahan untuk beberapa komoditas dari AS akan berlaku pada 10 Februari 2025.

Daftar Tarif Tambahan yang Diberlakukan oleh China

Beberapa tarif tambahan yang diisyaratkan oleh China antara lain:

  • Tarif 15% untuk batu bara dan liquefied natural gas (LNG).
  • Tarif 10% untuk minyak mentah, mesin pertanian, mobil mesin besar, dan truk pick-up.

Tak hanya itu, China juga mengambil langkah-langkah lain, seperti melakukan investigasi atas dugaan pelanggaran anti-monopoli oleh Google dan menerapkan pembatasan ekspor terhadap komoditas penting seperti rare earth element.

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Ini

Setelah pengumuman ini, indeks dolar AS (DXY) dan futures bursa saham AS menunjukkan pergerakan volatil pada Selasa (4/2). Pada awal perdagangan, DXY sempat melejit ke atas 109, namun kini kembali berada di level 108,5. Sementara itu, futures S&P 500 turun -0,16% setelah sebelumnya naik 0,78%.

Harga komoditas yang kena tarif tambahan juga merosot, dengan harga minyak WTI di pasar berjangka turun -2,06% menjadi 71,7 dolar AS per barel, serta gas alam turun -3,98% ke level 3,22 dolar AS per MMBtu.

Perang Dagang: Isu yang Harus Diperhatikan Investor

Perkembangan perang dagang ini menjadi fokus utama bagi para investor. Sebelum pengumuman tarif balasan dari China, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa Trump dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, dalam waktu dekat. Selain itu, bagaimana reaksi pemerintah China terhadap nilai tukar mata uangnya terhadap dolar AS setelah libur panjang juga menjadi perhatian. Hal ini berpotensi memberikan gambaran lebih jelas tentang sikap China terhadap tarif yang diterapkan oleh AS.

Kesimpulan

Dengan latar belakang dinamika terbaru ini, jelas bahwa perang dagang antara AS dan China akan terus mempengaruhi pasar global. Para investor harus tetap waspada terhadap setiap perubahan serta dampak yang bisa terjadi baik di pasar saham maupun komoditas. Apakah Anda sudah memiliki strategi untuk menghadapi ketidakpastian ini? Mari kita diskusikan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *