Kabar Pasar

China Rencanakan Stimulus Fiskal: Apa yang Harus Diketahui Investor?

Menteri Keuangan China, Lan Fo’an, baru-baru ini mengumumkan rencana stimulus fiskal yang menimbulkan tanda tanya besar di benak para investor. Dalam sebuah briefing pada Sabtu (12/10), ia menyatakan bahwa pemerintah akan mengeluarkan paket stimulus, tetapi sayangnya, rincian mengenai besaran dan implementasinya tetap samar. Banyak analis dan investor sebelumnya berharap, paket ini akan mencakup sekitar 2 triliun yuan (sekitar 283 miliar dolar AS).

Paket Stimulus Tanpa Detail

Tentunya, berita ini membuat pergerakan pasar menjadi pelik. Meski besaran stimulan tidak jelas, Lan memberikan gambaran mengenai rencana-rencana yang mungkin akan diambil, termasuk:

  • Penerbitan surat utang yang lebih banyak guna membantu pemerintah daerah. Ini bertujuan untuk mengurangi beban utang dan memberikan ruang bagi pemerintah daerah untuk mendukung perekonomian lokal.

  • Pemerintah daerah mungkin dapat menggunakan dana yang didapat dari obligasi khusus untuk membeli rumah yang tidak terjual dan mengubahnya menjadi perumahan bersubsidi.

  • Selain itu, ada kemungkinan peningkatan modal bagi bank-bank BUMN di China yang mungkin akan mendapat bantuan finansial guna meredakan tekanan modal.

Penting untuk dicatat bahwa para pejabat Kementerian Keuangan juga menyebutkan adanya potensi ruang bagi pemerintah pusat untuk meningkatkan utang dan defisit fiskal. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tak ragu untuk mengambil langkah berani dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang stagnan.

Respon Pasar dan Impikasi Ekonomi

Namun, respon pasar setelah penjelasan Lan menunjukkan hasil yang mixed. Indeks SSE Composite dan CSI300 Real Estate Index mengalami kenaikan, sementara Hang Seng Index justru melemah. Pada hari yang sama, nilai tukar yuan terhadap dolar AS juga melemah sekitar -0,18%.

Sementara itu, pengumuman ini datang tepat sebelum biro nasional statistik China mengumumkan bahwa inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada September 2024 tidak berubah dan melandai ke level 0,4% YoY, lebih rendah dari ekspektasi.

Peluang dan Risiko untuk Indonesia

Ada dua implikasi penting yang mungkin akan dirasakan Indonesia akibat perkembangan ini:

  1. Keberkurangan Daya Tarik Pasar China: Apabila stimulus yang dinantikan tidak memenuhi ekspektasi, daya tarik pasar China di mata investor asing bisa berkurang. Hal ini berpotensi menyebabkan outflow dana dari negara-negara lain, termasuk Indonesia.

  2. Dampak Positif untuk Ekspor Indonesia: Jika stimulus ternyata berhasil mendongkrak ekonomi China, terdapat potensi dampak positif bagi ekspor Indonesia, terutama untuk komoditas seperti batu bara, CPO, tembaga, dan nikel.

Kesimpulan

Dengan semua ketidakpastian ini, penting bagi investor untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan terbaru mengenai stimulus yang direncanakan oleh pemerintah China. Kita tidak bisa memprediksi dengan pasti, tetapi satu hal yang jelas: langkah-langkah ini akan menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi, tidak hanya untuk China tetapi juga berdampak luas di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

*Catatan: Pada 11/10, kami mengoreksi perkiraan dampak pembangunan 3 juta rumah terhadap konsumsi semen. Konsumsi semen diperkirakan meningkat sebesar 6 juta ton per tahun, bukan 60 juta ton seperti yang sebelumnya dinyatakan.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *