Analisis Saham

Bank Central Asia Tbk. (BBCA): Tetap Tangguh di Tengah Tantangan Ekonomi

Bank Central Asia Tbk. (BBCA) berhasil mempertahankan kinerja yang kokoh di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan, terutama di era suku bunga tinggi. Meskipun menghadapi tekanan likuiditas, BBCA mampu mencatatkan laba bersih sebesar IDR 26,9 triliun pada semester pertama 2024, naik 11,1% Year on Year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (1H23: IDR 24,2 triliun) dan 8,7% Quarter on Quarter (QoQ) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (1Q24: IDR 12,9 triliun).

Kenaikan laba ini didukung oleh pertumbuhan Net Interest Income (NII) sebesar 7,9% YoY menjadi IDR 39,9 triliun pada 1H24, serta peningkatan kuartalan sebesar 1,9% QoQ (1Q24: IDR 19,8 triliun). Pendapatan non-bunga (Non Interest Income) juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, naik sebesar 12,1% YoY menjadi IDR 12,4 triliun di 1H24, meskipun mengalami sedikit penurunan QoQ sebesar 2,5% dibandingkan kuartal sebelumnya (1Q24: IDR 6,3 triliun).

Kinerja Kredit yang Kokoh di Semua Segmen: Segmen Korporasi Tetap Mendominasi

BBCA terus mencatatkan pertumbuhan yang kuat dalam penyaluran kreditnya. Hingga 1H24, total kredit yang disalurkan mencapai IDR 850 triliun, naik sebesar 15,5% YoY dan 1,7% QoQ (1H23: IDR 736 triliun; 1Q24: IDR 836 triliun). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan yang signifikan di segmen korporasi, yang tetap menjadi penyumbang utama.

  • Di segmen korporasi, kredit meningkat sebesar 19,9% YoY menjadi IDR 388,6 triliun pada 1H24 (1H23: IDR 368,7 triliun). Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh sektor mineral dan pertambangan, termasuk investasi dalam proyek smelter.
  • Segmen konsumer individu juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, dengan kenaikan kredit sebesar 13,6% YoY dan 3,7% QoQ menjadi IDR 210,2 triliun. Program BCA Expoversary 2024 turut mendukung peningkatan ini, dengan segmen KKB tumbuh sebesar 4% QoQ dan 18,4% YoY, KPR meningkat 3,6% QoQ dan 10,8% YoY, serta pinjaman pribadi (Paylater, kartu kredit) naik sebesar 3,7% QoQ.
  • Segmen Small Medium Enterprise (SME) terus menunjukkan performa yang baik, dengan pertumbuhan kredit sebesar 12,7% YoY dan 3,7% QoQ menjadi IDR 114,4 triliun.
  • Namun, segmen Commercial memerlukan perhatian lebih karena pertumbuhan yang lebih lambat, yaitu 7,9% YoY dan 2,1% QoQ menjadi IDR 127,8 triliun.

Kualitas Aset BBCA: Sedikit Penurunan Namun Masih Stabil

Dari sisi kualitas aset, BBCA mencatat sedikit kenaikan pada rasio Non-Performing Loan (NPL), yang meningkat sebesar 30 basis poin (Bps) YoY menjadi 2,2% pada 1H24. Hal ini berdampak pada penurunan NPL Coverage BBCA menjadi 190,2% di 1H24 (1Q24: 220,3%). Kenaikan NPL ini terutama berasal dari penurunan kualitas aset di sektor konsumer, SME, dan Commercial Banking.

Namun, ada kabar baik. Rasio Loan at Risk (LAR) BBCA terus menunjukkan penurunan, turun menjadi 6,4% di 1H24 (turun 20 Bps QoQ dan 2,6% YoY), yang lebih baik dari target FY24 sebesar 6%. Biaya kredit (Cost of Credit) juga turun 20 Bps QoQ menjadi 0,3%, masih sesuai dengan panduan manajemen (FY24: 30-40 Bps).

CASA Terus Bertumbuh di Tengah Tantangan Likuiditas

BBCA tetap menjadi bank dengan rasio Current Account Saving Account (CASA) terbaik di Indonesia, dengan pertumbuhan CASA sebesar 5,8% YoY dan 1,2% QoQ menjadi IDR 915 triliun pada 1H24. Meski terjadi penurunan pada deposito berjangka sebesar 2,8% QoQ, total Dana Pihak Ketiga (DPK) masih naik sebesar 5% YoY dan 0,4% QoQ menjadi IDR 1,125 triliun.

Rekomendasi: Overweight dengan Target Harga IDR 11,500

Dalam situasi yang penuh tantangan ini, BBCA tetap menjadi pilihan utama bagi para investor. NHKSI Research merekomendasikan posisi Overweight dengan target harga sebesar IDR 11,500, memberikan potensi kenaikan sebesar 11,7%. Rekomendasi ini didukung oleh kinerja operasional yang efisien, pertumbuhan kredit yang kuat, serta kualitas aset yang semakin sehat. Namun, tetap ada risiko dari kondisi makroekonomi yang kurang kondusif yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kredit dan kinerja perusahaan.

Kesimpulan: Meskipun menghadapi tantangan likuiditas, BBCA tetap berhasil menunjukkan kinerja yang solid dan menjaga pertumbuhan kredit yang kuat. Bank ini terus memanfaatkan posisinya sebagai bank dengan rasio CASA terbaik di Indonesia untuk mendukung kestabilan NIM di tengah ketatnya likuiditas. Dengan target harga yang optimis, BBCA tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di sektor perbankan.

Sumber analisis 1

  1. BBCA_NHKSI[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *