Avia Avian Tbk (AVIA): Meskipun Tertekan, Tetap Cerah di Tengah Tantangan Kinerja 2Q24
Ketika kita berbicara tentang industri cat dan pelapis di Indonesia, Avia Avian Tbk. (AVIA) selalu menjadi salah satu nama yang paling menonjol. Namun, meskipun berada di posisi terdepan, kinerja perusahaan ini pada semester pertama 2024 menunjukkan tanda-tanda tekanan, khususnya pada kuartal kedua. Apakah AVIA masih mampu mempertahankan keunggulannya di tengah persaingan yang semakin ketat? Mari kita lihat lebih dekat bagaimana kinerja AVIA di 2Q24 dan apa yang bisa kita pelajari dari situasi ini.
Kinerja AVIA di Semester I 2024: Tetap Stabil, Meski Terkesan Stagnan
Pada semester pertama 2024, AVIA mencatat laba bersih sebesar IDR 808.1 miliar, yang hampir tidak berubah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (1H23: IDR 807.6 miliar). Di sisi lain, pendapatan penjualan mengalami pertumbuhan sebesar 3.21% YoY, mencapai IDR 3.62 triliun di 1H24 (1H23: IDR 3.51 triliun). Meski demikian, pertumbuhan ini tidak sepenuhnya mencerminkan kekuatan yang sesungguhnya, karena kinerja pada kuartal kedua memperlihatkan penurunan yang signifikan.
Pelemahan di 2Q24: Turunnya Pendapatan dan Laba Bersih
Jika kita menelisik lebih dalam, kinerja AVIA di 2Q24 menunjukkan penurunan yang nyata. Pendapatan tercatat turun sebesar 0.63% YoY dan 9.95% QoQ menjadi IDR 1.71 triliun. Sementara itu, laba bersih terkoreksi sebesar 7.32% YoY dan 18.9% QoQ menjadi IDR 362 miliar. Penurunan ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh AVIA, terutama dalam hal daya beli masyarakat yang mulai melemah, terutama untuk produk non-primer seperti cat dan pelapis.
Segmen Solusi Arsitektural: Tekanan pada Volume dan Penjualan
Salah satu segmen utama AVIA, yaitu solusi arsitektural, juga tidak luput dari tekanan. Pada kuartal kedua, volume penjualan di segmen ini turun 17.1% QoQ dan 6.2% YoY menjadi 37,099 MT. Meskipun secara nominal, penjualan segmen ini relatif stabil dengan peningkatan 0.34% YoY menjadi IDR 2.89 triliun di 1H24, namun secara kuartalan, penurunan sebesar 16.1% QoQ dan 5.5% YoY menjadi IDR 1.32 triliun di 2Q24 tidak bisa diabaikan.
Harga Jual Rata-Rata (ASP) Tetap Stabil
Menariknya, AVIA belum melakukan penyesuaian harga yang signifikan pada produknya. Average Selling Price (ASP) di segmen solusi arsitektural hanya naik 0.8% YoY dan 1.2% QoQ menjadi IDR 35,580 / Kg di 2Q24. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih untuk mempertahankan daya saing harga daripada mengorbankan volume penjualan di tengah situasi yang penuh tantangan.
Pertumbuhan Segmen Barang Dagangan: Sinar Terang di Tengah Kelesuan
Di tengah kelesuan di segmen utama, AVIA menemukan titik terang di segmen barang dagangan, di mana pendapatan tumbuh 19.7% YoY dan 19.3% QoQ menjadi IDR 395 miliar di 2Q24. Segmen ini memberikan kontribusi positif, meskipun pertumbuhannya juga membawa sedikit tekanan pada Gross Profit Margin (GPM) perusahaan.
Industri Cat dan Pelapis yang Semakin Kompetitif
Tantangan lain yang dihadapi AVIA adalah persaingan yang semakin ketat di industri cat dan pelapis. Beberapa pesaingnya mengadopsi strategi pemasaran yang lebih agresif, memaksa AVIA untuk meningkatkan intensitas kampanye pemasarannya. Hal ini terlihat dari kenaikan signifikan dalam beban iklan dan promosi yang mencapai IDR 81.53 miliar di 1H24, meningkat 82.97% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya (1H23: IDR 44.56 miliar).
Update Proyek Pabrik Cirebon: Langkah Strategis untuk Masa Depan
Dalam menghadapi tantangan tersebut, AVIA tidak tinggal diam. Pembangunan pabrik ketiga di Cirebon terus berlanjut dengan tahap konstruksi struktur bawah yang telah selesai. Pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas produksi sebesar 225,000 MT, dengan tahap awal produksi difokuskan pada kapasitas 80,000-100,000 MT untuk produk cat dinding. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisi AVIA di pasar di masa depan.
Rekomendasi: BUY dengan Target Price Lebih Rendah di Level IDR 620
Di tengah segala tantangan yang ada, NHKSI Research tetap memberikan rekomendasi BUY untuk saham AVIA dengan target harga IDR 620, yang menyiratkan potensi kenaikan sebesar 38.4%. Meskipun kinerja 2Q24 mengalami hambatan, valuasi AVIA tetap menarik, terutama mengingat posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar dengan neraca keuangan yang kuat. Namun, risiko yang harus diperhatikan adalah pelemahan rupiah yang bisa berdampak pada peningkatan biaya bahan baku, serta daya beli masyarakat yang masih tertekan oleh inflasi pangan dan ketidakpastian ekonomi makro.
Kesimpulan: AVIA Tetap Optimis Meski Tantangan Menghampiri
Meskipun kinerja AVIA di 2Q24 menunjukkan beberapa penurunan, perusahaan ini tetap berusaha keras untuk menjaga posisinya di pasar. Dengan langkah-langkah strategis seperti pengembangan pabrik baru dan penyesuaian di segmen barang dagangan, AVIA menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang ada. Bagi investor, saham AVIA masih menawarkan potensi yang menarik, terutama jika perusahaan berhasil mengatasi tantangan eksternal dan mempertahankan keunggulannya di industri cat dan pelapis.
Sumber analisis 1