Kabar Pasar

Analisis RAPBN 2025: Anggaran, Subsidi, dan Kebijakan Berpengaruh

Kementerian Keuangan baru saja menggelar konferensi pers mengenai nota keuangan RAPBN 2025 pada hari Jumat (16/8). Ingin tahu apa saja yang menjadi sorotan utama? Yuk, simak beberapa poin penting berikut ini!

1. Peningkatan Anggaran Subsidi: Kabar Baik untuk Daya Beli Masyarakat

Anggaran untuk subsidi energi dan kompensasi meningkat sebesar 18% menjadi mencapai 394 triliun rupiah. Angka ini menunjukkan bahwa pemerintah tengah berusaha keras menjaga daya beli masyarakat, ketika prospek ekonomi global terlihat melambat pada 2025. Kenaikan anggaran subsidi listrik dan kompensasi energi menjadi yang paling mencolok dalam penganggaran ini.

Sementara itu, tak hanya energi, anggaran untuk subsidi non-energi juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 36%. Hal ini didorong oleh penambahan kuota subsidi pupuk, dari 6–7 juta ton menjadi 9 juta ton di tahun 2025. Apakah ini akan cukup untuk mendongkrak sektor pertanian?

2. Perubahan Kebijakan Cukai Minuman dan Hasil Tembakau

Pemerintah menargetkan peningkatan penerimaan cukai sebesar 6% menjadi 244 triliun rupiah pada 2025. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan ekstensifikasi cukai pada MBDK (Minuman Berpemanis Dalam Kemasan). Meski pungutan cukai ini ditargetkan mencapai 4,4 triliun rupiah, implementasi teknisnya belum dikeluarkan pemerintah. Kira-kira, seberapa besar dampak cukai ini terhadap industri konsumer?

Secara kualitatif, banyak yang berpendapat bahwa dampak negatif dari cukai MBDK dapat diminimalisasi. Beberapa opsi yang bisa diambil perusahaan antara lain meluncurkan produk dengan less sugar atau meningkatkan harga jual untuk menutupi biaya cukai. Salah satu yang terkena dampaknya adalah Mayora Indah (MYOR), yang diperkirakan akan merasakan dampak cukup besar dengan eksposur cukai sebesar 25–30% dari total pendapatan.

3. Program Makan Bergizi Gratis untuk Anak

Dalam langkah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, anggaran program makan bergizi gratis untuk anak-anak sebesar 71 triliun rupiah sudah disiapkan dalam RAPBN 2025. Program ini ditargetkan untuk ~20 juta siswa di daerah tertinggal. Apakah langkah ini cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1 percentage point?

Dengan anggaran sekitar 10.000 rupiah per anak per hari, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak, terutama di daerah dengan fasilitas terbatas.

4. Anggaran IKN: Sekitar Rp143 Miliar

Di sisi lain, terdapat pertanyaan mengenai anggaran Ibu Kota Negara (IKN) yang hanya mencapai Rp143 miliar. Meskipun terlihat kecil dibandingkan dengan Rp43 triliun di 2024, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menegaskan bahwa ini masih berupa angka baseline dan dapat mengalami penambahan di masa mendatang. Apakah penganggaran yang lebih rendah ini akan memengaruhi pembangunan IKN di tahun mendatang?

Kesimpulan: Melihat ke Depan

Dari poin-poin di atas, jelas bahwa RAPBN 2025 tidak hanya berfokus pada pemulihan ekonomi tetapi juga menjaga kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program subsidi dan bantuan. Mestinya, kebijakan-kebijakan ini dapat membantu masyarakat bertahan dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang tidak menentu. Nah, bagaimana dengan reaksi pasar? Pada perdagangan hari ini, saham-saham produsen rokok seperti HMSP, GGRM, dan WIIM menunjukkan penguatan signifikan akibat optimisme pasar terhadap kebijakan cukai yang lebih bersahabat. Mari kita simak perkembangan selanjutnya, khususnya setelah pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *