Analisis Performa Adhi Karya: Kontrak Baru Mencapai 14,2 Triliun Rupiah
Adhi Karya (ADHI) baru saja mencatatkan pencapaian yang cukup menarik dengan nilai kontrak baru sebesar 14,2 triliun rupiah selama sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24). Meskipun angkanya menunjukkan penurunan signifikan sebesar -43% YoY, pencapaian ini setara dengan 38% dari target keseluruhan 2024, yang ditetapkan di level 37,4 triliun rupiah.
Komposisi Pendanaan Kontrak Baru
Mari kita lihat dari perspektif sumber pendanaan. Dari total kontrak yang diraih, 54% berasal dari pemerintah, sementara BUMN/BUMD menyumbang 19%, diikuti oleh sektor swasta 18%, dan loan 9%. Ini menunjukkan ketergantungan yang cukup tinggi terhadap proyek-proyek pemerintah, yang seringkali menjadi motor penggerak utama dalam industri konstruksi.
Pembagian Lini Bisnis Kontrak
Lebih menarik lagi, jika kita menganalisis berdasarkan lini bisnis, kontrak yang diperoleh Adhi Karya ternyata didominasi sebesar 90% oleh segmen engineering dan konstruksi. Ini bukan hal yang mengejutkan, mengingat perusahaan ini memang dikenal sebagai salah satu pemain utama di sektor ini. Selanjutnya, kontribusi dari sektor properti dan hospitality masing-masing sebesar 4%, sedangkan manufaktur dan investasi/konsesi masing-masing berkontribusi 2%.
Kesimpulan
Sekarang, jika melihat keseluruhan pencapaian ini, Adhi Karya memang menghadapi tantangan yang tidak mudah ke depan, terutama dengan penurunan signifikan pada nilai kontrak baru jika dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, dengan dukungan besar dari pemerintah dan dominasi kuat di sektor engineering dan konstruksi, masih ada potensi untuk memperbaiki kondisi ini di masa mendatang. Ketika berbicara tentang industri konstruksi, pergeseran dinamika pasar dan kebutuhan proyek infrastruktur dapat menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan Adhi Karya kembali ke jalur yang positif.