Berita Korporasi

Analisis Kinerja Keuangan XL Axiata (EXCL) di Kuartal Ketiga 2024

XL Axiata, yang dikenal pula dengan simbol EXCL, baru saja merilis laporan keuangan mereka untuk kuartal ketiga 2024 yang menunjukkan bahwa laba bersih perusahaan tercatat sebesar 292 miliar rupiah. Namun, ini merupakan penurunan yang signifikan, mencapai -16% YoY dan -40% QoQ. Kondisi ini membawa total laba bersih untuk sembilan bulan pertama tahun 2024 menjadi 1,3 triliun rupiah, yang terbilang di bawah ekspektasi karena setara dengan hanya 70% dari estimasi FY24F konsensus.

Penurunan ini cukup mengkhawatirkan, terutama mengingat bahwa kinerja EXCL pada semester pertama 2024 menunjukkan hasil yang lebih positif, dengan laba bersih melonjak hingga 57% dari estimasi FY24F konsensus.

Performa Operasional yang Memprihatinkan

Secara operasional, laba usaha EXCL untuk kuartal ini mencapai 1,3 triliun rupiah, mengalami kenaikan 11% jika dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi mencatatkan penurunan 9% QoQ. Total laba usaha untuk sembilan bulan pertama 2024 tercatat sebesar 4,1 triliun rupiah, meningkat 26% YoY dan sedikit melampaui ekspektasi konsensus, yang menyiratkan bahwa perusahaan masih berada di jalur yang positif, meski ada penurunan laba bersih.

Penyebab utama penurunan laba bersih pada kuartal ini adalah lonjakan beban lain-lain yang melonjak hingga 132 miliar rupiah, jauh meningkat dibandingkan dengan 11 miliar rupiah di kuartal kedua 2024. Kenyataan ini menunjukkan adanya biaya one-off akibat integrasi bisnis fixed broadband dari Link Net yang menghanguskan sekitar 100 miliar rupiah.

Pelemahan ARPU dan Kompetisi yang Ketat

Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah penurunan Average Revenue Per User (ARPU) yang cukup signifikan. Pada kuartal ini, ARPU menurun hingga 41 ribu rupiah, turun 2% YoY dan 7% QoQ. Penurunan ARPU ini mencerminkan tantangan di industri telekomunikasi, di mana daya beli masyarakat melemah dan kompetisi semakin ketat. Telkom Indonesia dan Indosat juga mengalami penurunan ARPU, menunjukkan bahwa kondisi ini bukan hanya masalah internal EXCL, melainkan tren yang lebih luas dalam pasar.

Manajemen EXCL mencatat bahwa banyak pelanggan kini beralih menggunakan paket dari penyedia yang lebih terjangkau, sehingga dampaknya terasa sangat signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

Prospek untuk Sisa Tahun 2024

Integrasi bisnis dari LINK, yang telah selesai pada akhir kuartal ini, dijadwalkan untuk memberikan dampak yang lebih positif terhadap laba bersih mulai kuartal keempat 2024. Selain itu, manajemen menyebutkan bahwa mereka berencana untuk mengembangkan bisnis fixed broadband melalui strategi cross conversion dengan menjual paket mobile kepada pelanggan First Media dan sebaliknya.

Proses due diligence untuk rencana merger dengan Smartfren juga sudah memasuki tahap akhir, tetapi masih tergantung pada izin dari regulator. Jika berhasil, merger ini diharapkan dapat memperkuat posisi pasar kedua perusahaan di kancah telekomunikasi Indonesia.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, meski kinerja keuangan XL Axiata terbaru menunjukkan beberapa tantangan serius, seperti penurunan laba bersih dan ARPU, langkah strategis untuk mengurangi beban dan memperluas integrasi bisnis dapat menjadi sinyal positif untuk masa depan. Investor harus tetap waspada terhadap faktor-faktor yang dapat memengaruhi harga saham, terutama dalam konteks merger dan penguatan penawaran produk baru yang lebih kompetitif di pasar.

Apakah Anda siap untuk mengikuti perkembangan selanjutnya dari XL Axiata? Dengan banyaknya perubahan yang terjadi, saatnya untuk tetap terinformasi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *