Kabar Pasar

Analisis Kinerja Keuangan Sido Muncul: Apa yang Terjadi pada 3Q24?

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) baru saja mengumumkan laporan keuangan mereka untuk kuartal ketiga tahun 2024. Sayangnya, angka yang dipublikasikan menunjukkan laba bersih yang relatif rendah sebesar 170 miliar rupiah (+23% YoY, -22% QoQ). Meskipun ada kenaikan tahunan yang kuat, laba ini datang dari level yang sebelumnya sudah tergolong rendah (jika kita berbicara tentang low-base effect) pada tahun lalu.

Dengan hasil ini, laba bersih untuk 9M24 mencapai 778 miliar rupiah (+33% YoY), tetapi sayangnya masih di bawah ekspektasi. Angka ini hanya setara dengan 60% hingga 66% dari estimasi FY24F konsensus Stockbit.

Penyebab Laba Bersih yang Rendah

Laba bersih yang diraih Sido Muncul pada 3Q24 dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

  1. Pendapatan yang tergolong tidak terlalu baik, terutama pada segmen utama perusahaan.
  2. Penurunan margin, yang tentunya memengaruhi laba keseluruhan.

Penjualan Tolak Angin Mengalami Penurunan

Penjualan Tolak Angin pada 3Q24 tercatat mengalami penurunan. Di satu sisi, pendapatan tumbuh tipis sebesar +3% YoY, tetapi hasil ini salah satunya karena low-base effect dari 3Q23. Selain itu, pertumbuhan pendapatan lebih banyak dipicu oleh segmen F&B yang mengalami kenaikan sebesar +20% YoY, meskipun segmen tersebut memiliki margin yang lebih rendah dibandingkan segmen utama, yaitu Herbal dan Suplemen.

Segmen utama justru mengalami penurunan pendapatan sebesar -4% YoY pada 3Q24, yang mencerminkan penurunan penjualan untuk produk Tolak Angin. Dalam earnings call, pihak manajemen mencatat dua penyebab utama dari penurunan ini:

  1. Melemahnya daya beli masyarakat.
  2. Disrupsi pada distribusi yang terjadi di luar Jawa akibat implementasi Core Tax Administration System (CTAS) oleh pemerintah.

Penurunan Margin Laba Kotor

Laporan juga menunjukkan penurunan margin laba kotor (GPM) pada berbagai segmen bisnis Sido Muncul, kecuali segmen Farmasi. Manajemen menjelaskan bahwa kenaikan signifikan pada harga gula memberikan dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan keuntungan dari rendahnya harga bahan baku lainnya seperti citric acid, creamer, dan taurin.

Untungnya, beban operasional berhasil turun secara signifikan (hingga -26% YoY pada 3Q24), sehingga margin laba usaha (OPM) berhasil naik ke level 29,7% (dibandingkan dengan 23,4% di 3Q23).

Reaksi Pasar Terhadap Kinerja Sido Muncul

Di hari perdagangan Kamis (24/10), harga saham SIDO turun -6,02% ke level 625 rupiah per lembar. Penurunan harga saham ini tampaknya dipicu oleh kinerja 3Q24 yang kurang memuaskan serta adanya ketidakpastian mengenai prospek penjualan untuk segmen Herbal dan Suplemen (Tolak Angin).

Sebelumnya, segmen ini masih tumbuh positif pada 1Q24 (+13% YoY) dan 2Q24 (+8% YoY), namun kini mencatatkan pertumbuhan negatif. Ketidakpastian ini juga terlihat pada langkah pricing yang akan diambil perusahaan ke depannya. Manajemen Sido Muncul menyatakan bahwa mereka masih belum memutuskan apakah akan menaikkan harga produk mereka pada 2025, mengingat situasi permintaan yang saat ini lemah.

Meskipun ada tantangan, manajemen Sido Muncul masih optimis dan mempertahankan guidance pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2024 masing-masing minimum +10% YoY.

Kesimpulan

Kinerja keuangan Sido Muncul pada kuartal ketiga 2024 menunjukkan tantangan yang signifikan, dengan penurunan laba bersih dan margin. Untuk investor, saat ini mungkin saat yang tepat untuk mengevaluasi kembali posisi mereka di saham ini. Sido Muncul harus menemukan cara untuk mengatasi penurunan penjualan Tolak Angin dan mengadaptasi strategi untuk menghadapi persaingan dan tantangan pasar yang ada. Bagaimana menurut Anda, apakah Sido Muncul dapat bangkit kembali dari situasi ini? Hanya waktu yang akan menjawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *