Analisis Kinerja Keuangan BBNI 8M24: Laba Bersih Tumbuh 4,3% YoY di Tengah Penurunan Kredit
Bank Negara Indonesia (BBNI) telah mengumumkan pencapaian terbaru mereka, dengan mencatatkan laba bersih senilai 1,7 triliun rupiah pada Agustus 2024. Ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan 12,7% YoY, meskipun ada penurunan bulanan sebesar -12,4% MoM. Dengan pencapaian ini, total laba bersih selama delapan bulan pertama tahun 2024 mencapai 14,2 triliun rupiah dengan pertumbuhan tahunan 4,3% YoY.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Performa Keuangan BBNI
Performa positif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Pertumbuhan Kredit yang Melandai
Total kredit pada Agustus 2024 mengalami penurunan sebesar -1,1% MoM, meskipun masih mencatatkan pertumbuhan 9% YoY. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit BBNI pelan namun tetap positif, meskipun gagal memenuhi target manajemen yang memprediksi pertumbuhan 10–12%. - PPOP Tertekan oleh Penurunan NIM dan Peningkatan Opex
Net Interest Margin (NIM) BBNI pada Agustus 2024 sedikit melemah menjadi 4,2% dari 4,3% pada Juli 2024. Ini adalah NIM bulanan tertinggi kedua di tahun 2024, meski hasil kumulatif selama delapan bulan berada di level 3,9%. Hal ini berdampak pada Pre-Provision Operating Profit (PPOP) yang turun menjadi 2,7 triliun rupiah, tertekan -7,1% MoM, meskipun tumbuh 1,2% YoY. - Credit Cost Sedikit Meningkat
Credit cost (CoC) BBNI mengalami peningkatan mencapai 1,1%, meningkat 18 bps MoM dan -46 bps YoY. Hal ini mencerminkan stabilitas CoC selama delapan bulan, sesuai dengan guidance manajemen yang menargetkan CoC di kisaran +1%.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Kami mencatat bahwa kinerja bank only BBNI pada Agustus 2024 menunjukkan performa yang netral. Di sisi positif, NIM terjaga dan credit cost relatif stabil. Namun, tantangan utama yang kami lihat adalah kemampuan BBNI untuk menjaga likuiditas dan NIM di masa mendatang. Loan-to-Deposit Ratio BBNI kini di level 95,3%, terendah dibandingkan dengan empat bank besar lainnya, dan penurunan BI Rate dapat menjadi sentimen positif untuk memelihara NIM.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, meskipun BBNI mengalami tantangan dalam hal pertumbuhan kredit dan biaya operasional, pencapaian laba bersih yang positif dan terjaganya NIM menjadi sinyal optimis. Ke depan, strategi untuk meningkatkan likuiditas dan mengelola risiko kredit akan sangat penting untuk mempertahankan kinerja yang solid. Dengan berbagai faktor yang mendukung dan tantangan yang ada, BBNI harus bisa beradaptasi dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk membangun keunggulan kompetitif di pasar.