Analisis Kinerja Bank Negara Indonesia (BBNI) di Kuartal Kedua 2024
Kali ini kita akan membahas kinerja terbaru dari Bank Negara Indonesia, atau yang biasa kita sebut dengan BNI, dengan simbol saham BBNI. Di kuartal kedua tahun 2024, BNI mencatatkan laba bersih sebesar 5,4 triliun rupiah, yang mengalami kenaikan sebesar 0,7% MoM dan 5,6% YoY. Dalam enam bulan pertama tahun 2024, laba bersih total mencapai 10,7 triliun rupiah, meski angka ini masih di bawah ekspektasi konsensus yang memproyeksikan 48% dari estimasi FY24F. Lalu, apa sih yang menjadi faktor pendorong hasil ini? Mari kita telusuri lebih dalam!
Pertumbuhan Kredit: Meningkat di Tengah Ketatnya Likuiditas
Pertumbuhan kredit pada 2Q24 menunjukkan angka yang mengesankan, yakni 11,7% YoY, meningkat dari 9,6% YoY di 1Q24 dan melampaui guidance awal manajemen yang memprediksi pertumbuhan antara 9-11% YoY. BNI bahkan telah memperbarui guidance pertumbuhan kredit FY24F menjadi 10-12%. Namun, di balik keberhasilan ini, terdapat tantangan yang tidak bisa diabaikan. BNI memutuskan untuk berfokus pada kualitas aset dengan mengurangi ekspansi kredit ke segmen UMKM, yang menimbulkan penurunan kredit segmen tersebut sebesar 11,2% YoY.
Peningkatan Loan-to-Deposit Ratio (LDR)
Loan-to-Deposit Ratio (LDR) telah meningkat ke level 94% di 2Q24, meskipun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hanya tumbuh 1% YoY dan 1% QoQ. Untuk mengatasi tantangan ini, BNI akan meluncurkan aplikasi mobile banking terbarunya yang bernama Wondr, dengan investasi pengembangan sekitar 1,6 triliun rupiah. Ini adalah langkah yang sangat tepat untuk meningkatkan DPK dan menjangkau lebih banyak nasabah.
NIM yang Stabil: Kunci Pertumbuhan yang Berkelanjutan
NIM (Net Interest Margin) BNI tetap stabil di level 4% pada 2Q24, meskipun lebih rendah dari guidance manajemen yang menargetkan lebih dari 4,5%. Manajemen BNI pun mengurangi guidance NIM FY24F menjadi lebih dari 4%. Keberhasilan mempertahankan NIM yang stabil ini dipengaruhi oleh:
- Penurunan cost of fund yang mencapai -7 bps QoQ berkat penurunan pada current account, meskipun cost of fund untuk deposito ternyata meningkat.
- Stabilitas pada loan yield di semua segmen, meskipun sedikit terjadi penurunan pada segmen korporasi sebagai dampak dari meningkatnya porsi kredit dalam mata uang dolar AS.
Terjaganya Credit Cost: Tanda Positif di Tengah Tantangan
Credit Cost (CoC) selama 2Q24 dan 1H24 terjaga di level 1%, jauh lebih baik dari guidance manajemen yang menyasar <1,4%. Ini berkontribusi terhadap beban provisi yang turun sebesar -22,2% YoY. Manajemen BNI bahkan telah merevisi guidance CoC FY24F menjadi sekitar ±1%. Ini menunjukkan bahwa BNI berhasil menjaga kualitas aset meskipun tantangan di sektor perbankan semakin mendesak.
Kesimpulan: Melangkah ke Depan dengan Optimisme
Kami menilai kinerja BNI di kuartal kedua 2024 cukup positif. Keberhasilan mempertahankan NIM, stabilitas credit cost, dan kualitas aset adalah hal-hal yang patut diapresiasi. Meski terdapat tantangan dalam menumbuhkan DPK, langkah proaktif seperti peluncuran aplikasi Wondr dapat memberikan angin segar bagi pertumbuhan ke depan. Mari kita pantau bersama, apakah BNI dapat menghadapi tantangan ini dan terus menciptakan kinerja yang solid di semester berikutnya!