AKR Corporindo (AKRA): Penurunan Laba Bersih di 3Q24 dan Dampaknya pada Prospek Ke Depan
AKR Corporindo (AKRA) baru saja mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan sebesar 466 miliar rupiah pada kuartal ketiga tahun 2024, yang mencerminkan penurunan sebesar -31% YoY dan +14% QoQ. Hasil ini tentu saja membuat laba bersih sepanjang 9 bulan di tahun 2024 hanya mencapai 1,5 triliun rupiah, turun -14% YoY. Angka ini juga jauh di bawah ekspektasi, hanya setara dengan 52% dari estimasi FY24F konsensus.
Penyebab Penurunan Laba Bersih di 3Q24
Rendahnya laba bersih pada 3Q24 disebabkan oleh beberapa faktor kunci, antara lain:
- Penurunan Pendapatan
Segmen Perdagangan dan Distribusi yang menyumbang 65%-75% dari total PBT AKRA, mengalami penurunan laba sebelum pajak (PBT) hingga -20% YoY selama 9M24. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya volume penjualan BBM sebesar -5% YoY akibat masalah izin RKAB di 1H24 dan curah hujan yang tinggi pada lokasi tambang di 3Q24. - Penjualan Lahan JIIPE yang Meleset
Manajemen kembali merevisi target penjualan lahan JIIPE dari 115 ha menjadi 100 ha untuk tahun 2024, setelah penjualan hanya mencapai 32 ha per 9M24, jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya. - PBT Kawasan Industri Menurun
Meskipun penjualan lahan meningkat +8% YoY, PBT dari segmen Kawasan Industri mengalami penurunan -15% YoY akibat fair value adjustment pada pos piutang usaha, yang dipengaruhi oleh jangka waktu pembayaran yang lebih lama dari klien. - Ketiadaan Dividen Interim
Manajemen menyatakan tidak akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024, setelah sebelumnya membagikan 50 rupiah per saham pada Agustus 2024.
Outlook dan Perkiraan Ke Depan
Dengan hasil yang tidak memuaskan ini, manajemen AKRA kembali merevisi proyeksi laba bersih untuk tahun 2024 dari kisaran +4%-7% YoY menjadi -14% YoY, setara dengan laba bersih tahun 2022 di level 2,4 triliun rupiah. Kami prediksi bahwa konsensus akan memangkas estimasi performa AKRA lebih lanjut, dengan estimasi laba bersih FY24F yang telah dipangkas -8% menjadi 2,8 triliun rupiah dalam 3 bulan terakhir.
Perkiraan penurunan laba bersih ini diharapkan akan berdampak pada dividend payout ratio tahun buku 2024, yang diperkirakan tidak setinggi tahun 2023 yaitu di level 90%, mengingat AKRA masih memerlukan capital expenditure untuk pembangunan tank terminal di Morowali dan pengembangan kawasan industri JIIPE.
Kesimpulan
AKR Corporindo mengalami tantangan besar di kuartal ketiga 2024 dengan penurunan laba bersih yang mencolok dan revisi target yang mengecewakan. Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerjanya, seperti rendahnya penjualan di sektor perdagangan, penjualan lahan yang tidak optimal, dan tidak adanya dividen interim, prospek AKRA ke depan tampak suram. Investor perlu memantau perkembangan lebih lanjut dan menyesuaikan strategi mereka seiring dengan perubahan dalam performa perusahaan ini.