Inspirasi Investasi

Adu Saham Perkapalan: TMAS vs SMDR, Mana yang Terbaik?

Sektor perkapalan selalu menarik perhatian para investor, terutama ketika harus memilih antara dua emiten besar seperti TMAS dan SMDR. Kali ini, kita akan membandingkan kedua saham ini secara menyeluruh untuk menentukan mana yang lebih menarik untuk diinvestasikan.

Saat Harga TMAS dan SMDR Naik

Sentimen positif terhadap sektor perkapalan sering kali terkait erat dengan kenaikan harga kontainer freight atau tarif pengapalan peti kemas internasional. Jika tarif ini naik, biasanya hal ini menjadi tanda permintaan pengiriman peti kemas juga meningkat, yang secara langsung berdampak positif pada kinerja emiten kapal logistik seperti TMAS dan SMDR. Namun, perlu diingat bahwa kenaikan ini bisa saja bersifat siklus atau sementara.

Untuk TMAS yang memiliki pasar mayoritas domestik, tarif internasional tidak begitu berpengaruh. Sebaliknya, SMDR yang memiliki porsi kapal internasional lebih besar akan lebih terdampak oleh perubahan tarif pengapalan internasional. Mari kita lihat lebih detail perbandingan antara saham SMDR dan TMAS untuk menentukan mana yang lebih menarik.

Performa TMAS

TMAS memiliki dua bisnis utama: jasa pelayaran yang terkait dengan kapal peti kemas, dan jasa layanan pelabuhan untuk bongkar muat. Hingga Kuartal 1 2024, kinerja keuangan TMAS menunjukkan tren penurunan. Pendapatan turun 3,78% menjadi 1,07 triliun rupiah, dengan penurunan terbesar terjadi di segmen bongkar muat yang turun 12%. Namun, bisnis bongkar muat TMAS mulai kembali menghasilkan profit sebesar 16,57 miliar rupiah dari sebelumnya rugi 21 miliar rupiah.

Secara keseluruhan, laba bersih TMAS turun 43% menjadi 147 miliar rupiah. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya biaya operasional jasa pelayaran, yang menyebabkan margin keuntungan sektor ini turun drastis menjadi 13,19% dibandingkan dengan 43% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Prospek TMAS Tahun Ini

TMAS telah menyiapkan belanja modal sekitar 1,3 triliun rupiah untuk pembelian 8 unit kapal baru dan bekas dengan kapasitas sekitar 400 hingga 600 TEUs. 30% dana belanja modal ini berasal dari kas internal, sedangkan sisanya dari pinjaman. Namun, dampak dari penambahan kapal ini baru akan terasa pada 2025.

Selain bisnis pelayaran, TMAS juga berpotensi mencatatkan pertumbuhan kinerja di bisnis layanan bongkar muat, terutama setelah memenangkan tender konsesi Terminal Tanjung Priok selama 20 tahun yang operasionalnya dimulai pada 2 Desember 2024. Namun, efek dari pengadaan peralatan ini mungkin baru akan terasa pada 2025 atau 2026.

TMAS juga berencana untuk mengembangkan bisnis menjadi pengangkutan kebutuhan energi, meskipun detail mengenai jenis energi yang akan diangkut belum diumumkan. Manajemen hanya menyebutkan bahwa energi tersebut lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan batu bara.

Bagaimana dengan valuasi harga saham TMAS saat ini? Per 12 Juli 2024, harga saham TMAS dinilai cukup mahal dengan harga wajar di kisaran 157 rupiah per saham, berdasarkan perhitungan discounted cash flow sekitar 145 rupiah per saham.

Kondisi Kinerja SMDR

SMDR juga mengalami tren penurunan kinerja di Kuartal 1 2024. Pendapatan SMDR turun sebesar 24,69% menjadi 156 juta dolar AS, terutama disebabkan oleh penurunan di sektor bisnis pelayaran yang mencapai 30% menjadi 117,87 juta dolar AS. Namun, bisnis jasa logistik dan pelabuhan SMDR masih naik 7,11%, meskipun bisnis lainnya juga turun 3,77%.

Laba bersih SMDR turun sebesar 62,98% menjadi 10,15 juta dolar AS akibat kenaikan seluruh biaya operasionalnya. Gross profit margin turun menjadi 16% dibandingkan dengan 25% pada periode yang sama tahun sebelumnya, begitu juga dengan net profit margin yang turun menjadi 6% dari 13%.

Rencana SMDR Tahun Ini

SMDR telah menganggarkan capex sebesar 280 juta dolar AS untuk menambah 12 kapal sepanjang tahun 2024. Hingga paruh pertama tahun ini, SMDR sudah menggelontorkan sekitar 100 juta dolar AS untuk membeli kapal. Untuk membiayai capex ini, SMDR sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan sukuk tahap dua.

Terkait korelasi dengan kenaikan freight rate, SMDR menjadi yang paling terpengaruh karena memiliki porsi kapal internasional yang besar. Penambahan rute kapal di Timur Tengah saat terjadi konflik Laut Merah juga disebutkan akan meningkatkan kinerja SMDR di masa depan.

Per 12 Juli 2024, harga saham SMDR masih relatif murah dengan harga wajar di kisaran 503 rupiah per saham. Jika dihitung dengan discounted cash flow, harga wajarnya bisa mencapai 1000 rupiah per saham, meskipun ini dinilai terlalu tinggi.

Kesimpulan: Mana yang Lebih Menarik?

Untuk menentukan mana yang lebih menarik antara TMAS dan SMDR, kita akan menggunakan lima metrik:

  1. Kinerja Revenue: TMAS berpotensi mengalami pertumbuhan dari menang tender Tanjung Priok dan operasional pelabuhan di Maluku, yang mungkin baru terasa pada 2025. SMDR berpotensi mengalami pertumbuhan dari fluktuasi tarif kontainer global dan penambahan rute di Laut Merah, yang mungkin sudah mulai terasa sekarang.
  2. Cost Efficiency: TMAS memiliki gross profit dan net profit yang lebih baik dibandingkan dengan SMDR setidaknya dari laporan Kuartal 1 2024.
  3. Tingkat Risiko Utang: Kedua perusahaan memiliki tingkat DAR di bawah satu kali dan berpotensi menambah utang untuk belanja modal. Namun, keduanya diperkirakan akan tetap mengelola utang di bawah satu kali.
  4. Cash Flow: TMAS dan SMDR memiliki free cash flow dengan nominal yang hampir setara, TMAS sekitar 600 miliar rupiah sedangkan SMDR sekitar 31 juta dolar AS (sekitar 500 miliar rupiah).
  5. Valuasi: TMAS memiliki posisi harga yang lebih mahal dibandingkan dengan SMDR. Namun, membeli SMDR di harga murah bukan berarti terhindar dari floating loss. Asumsi SMDR mulai dengan proyeksi kinerjanya yang kembali bertumbuh positif ke depannya.

Jika dilihat dari jangka pendek, SMDR tampaknya lebih menarik karena ada potensi kinerja keuangan yang membaik. Namun, jika Anda lebih suka saham yang stabil dan siap menunggu, TMAS bisa menjadi pilihan yang menarik dengan prospek pertumbuhan di masa depan.

Jadi, pilihan kembali kepada Anda. Apakah Anda lebih suka SMDR yang berpotensi memberikan keuntungan cepat, atau TMAS yang lebih stabil dengan prospek pertumbuhan jangka panjang?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *